Lihat ke Halaman Asli

Geofakta Razali

Nata Academy

Bagaimana Musik Mengonstruksi dan Mempengaruhi Kesehatan Mental Kita

Diperbarui: 19 Juli 2022   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi pribadi

Musik sejatinya telah ada selama berabad-abad dalam berbagai bentuk. Dari musik klasik, jazz, hingga pop modern. 

Namun, karena banyak orang mendengarkan musik setiap hari, mereka tidak sepenuhnya menyadari seberapa besar pengaruhnya terhadap mereka, bahkan jika itu didengarkan untuk mengalihkan diri kita dari masalah, tugas penting, dan pekerjaan. 

Musik membantu setiap manusia hingga ini dalam mengekspresikan emosi, tanpa menggunakan kata-kata sendiri. Misalnya, paparan lirik musik yang optimis dapat mendukung seseorang yang berjuang untuk mengatasi masalah dan stres yang mereka alami. 

Setiap orang menyampaikan kualitas dan karakteristik emosi yang berbeda, tidak mengherankan bahwa genre musik yang berbeda disukai oleh pendengar yang berbeda.

Generasi yang lebih tua, guru dan orang tua sering mempertanyakan keinginan seorang anak untuk mendengarkan genre musik tertentu, hal itu juga sekaligus  membantu anak memahami diri mereka lebih baik melalui seni pendengaran. 

Terapi melalui music juga tidak jarang dapat membantu setipa orang mengatasi emosi yang telah mereka tahan dalam diri mereka untuk jangka waktu yang lama.

Musik mengandung aspek ritmis dan berulang, audio yang dimainkan melibatkan neokorteks otak kita yang menenangkan dan mengurangi ketegangan kita. 

Neokorteks adalah pusat fungsi otak yang lebih tinggi, seperti wawasan, manajemen pilihan, dan memori episodik.

Untuk generasi muda, melodi dapat membantu seseorang untuk saling optimisme dengan pemikiran yang konstruktif. Namun, sebaliknya jika tidak berhati-hati musik juga dapat mendorong kaum muda ke jalan yang lebih salah. 

Musik yang salah atau musik yang tidak ideal untuk menjernihkan pola pikir kita, berpotensi membuat kita berlama-lama dalam keadaan depresi, berperang, atau cemas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline