Lihat ke Halaman Asli

Geo

follow IG saya di @geovanimardianto

Penyintas Covid-19, Detik-detik Berharga dalam Hidup

Diperbarui: 17 Februari 2021   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

kisah ini dimulai ketika istriku mengeluh demam tinggi pada hari rabu tanggal 20 Januari 2021, akupun segera membawanya ke klinik terdekat.
awalnya aku pikir hanya demam biasa ,ga berapa lama indra penciuman istri pun hilang atau mengalami anosmia. istri demam beberapa hari tapi dia cepat pulih dan ini berbanding terbalik dengan diriku.

tidak berapa lama pada sabtu tanggal 23 januari 2021 ,aku merasakan sekujur badan menggigil dan indra penciuman saya mulai menghilang ..
awalnya kami berdua sempat isolasi mandiri di sebuah tempat yang jauh dari kontrakan tapi kondisi ku makin parah dimana sering diare dan muntah, kami pun kembali ke kontrakan dan selasa tanggal 26 januari 2021 dimalam hari badan ku panas tinggi.

lingkungan kontrakan yang was-was dan selalu bertanya ini itu makin membuat stress dan imun tubuhku bergejolak turun. atas saran beberapa teman dan keluarga ,kami berdua menuju puskesmas kelurahan pada rabu tanggal 27 Januari 2021, untuk meminta rujukan agar bisa melakukan swab pcr yang gratis dari pemerintah, dari puskesmas kelurahan  aku dan istri menuju puskesmas kecamatan makasar di daerah cililitan dan swab pcr di sana.

sebelumnya kami mengisi beberapa formulir dulu dan mengantri ,dan satu jam kemudian kami berdua dipanggil petugas dan menjalani swab pcr.. kedua lubang hidung saya dimasukan sebuah alat kemudian diputar sedikit ,rasanya ngilu .. pun istri saya juga di swab pcr.

kami pun kembali ke kontrakan sambil menunggu hasil swab, tapi karena gratis hasilnya lama sekali , pihak kantor dan keluarga dan lingkungan rt sudah tidak sabar untuk melihat hasilnya.


Detik-Detik Genting dalam hidup.

dengan keadaan fisik saya yang makin memburuk dimana saturasi oksigen dalam tubuh saya terus turun hingga ke titik dibawah 90  dimana normalnya adalah 95 keatas membuat saya mulai kesulitan untuk bernafas dan batuk-batuk.

minggu 31 januari 2021 ,saya dilarikan ke IGD UKI , ruang IGD memang kelihatan sepi dari luar tapi begitu masuk semua serba sibuk dan begitu cekatan menangani pasien,sayapun menyampaikan semua keluhan saya dari mulai demam ,mual ,diare dan muntah serta kehilangan indra penciuman.

begitu masuk aku langsung menjalani ronsen paru-paru karena saya ada sesak, kemudian pasang infus ,tes darah dan rekam jantung
dan karena aku sesak ,suster memasangkan oksigen di hidungku.

jam 11 malam tanggal 31 januari 2021 ,akhirnya aku mendapatkan kamar dibangsal dahlia untuk menjalani isolasi mandiri tanpa ada satu keluarga pun di perbolehkan untuk menemani.

begitu masuk kamar isolasi aku seperti dicekam rasa sepi dan dingin , aku coba memejamkan mata tapi tak bisa tidur karena batuk dan sesak nafas yang begitu hebat, sementara di tenggorokan seperti ada yang mengganjal namun tak bisa di keluarkan. seperti batuk kering yang menyakitkan. teman menyarankan untuk berlatih pernafasan win hof dan besok paginya aku mulai melakukannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline