Indonesia Open punya reputasi sebagai turnamen bulu tangkis yang paling heboh sedunia karena ramainya para penonton. Ajang yang termasuk dalam kalender Super Series yang dijalankan oleh Badminton World Federation (BWF) ini memang tidak pernah sepi oleh riuh-rendah suara para penonton yang datang mendukung atlet-atlet Indonesia dan negara lain. Hal tersebut bahkan seolah telah menjadi ciri khas dari turnamen yang tahun ini menyediakan total hadiah uang paling besar dibandingkan turnamen Super Series lainnya.
Bagi para pemain, kehebohan penonton di Indonesia Open menjadi daya tarik yang menempatkan turnamen ini sebagai salah satu yang paling mereka favoritkan. Suasana pertandingan di Indonesia Open tidak mereka temui saat bertanding di negara lain, di mana penonton biasanya lebih kalem dan tidak seatraktif di Indonesia. Pasangan ganda campuran dari Inggris, Chris dan Gabrielle Adcock yang memiliki banyak penggemar di Indonesia bahkan mengatakan bahwa pertandingan bulutangkis di Indonesia Open terasa lebih 'hidup' dan membuat atlet lebih bersemangat saat berduel.
Meskipun tahun ini digelar di arena yang baru yaitu Jakarta Convention Center, kehebohan penonton di Indonesia Open tidak menghilang. Jumlah penonton mungkin lebih sedikit daripada saat ajang ini dihelat di Istora Senayan yang legendaris itu. Tapi yel-yel dukungan dan gemuruh tepukan balon stik dari para suporter tetap menggema menyertai pertandingan-pertandingan di Indonesia Open sejak hari pertama kompetisi yaitu tanggal 12 Juni 2017.
Secara resmi, penonton di Indonesia Open 2017 dibagi menjadi tiga tipe. Hal itu mengacu pada kategorisasi tiket yaitu VVIP, VIP A dan VIP B. Penonton yang membeli tiket VVIP tentu mendapat fasilitas untuk duduk di kursi pada tribun temporer yang letaknya paling dekat dengan lapangan. Sementara itu penonton VIP A dan VIP B duduk di kursi pada tribun permanen yang jaraknya dari lapangan tidak dekat namun kursinya sama-sama nyamannya dengan di VVIP.
Tapi sebenarnya penonton di Indonesia Open terbagi dalam tipe yang lebih beragam daripada sekedar jenis tiket yang mereka beli. Berikut ini beberapa tipe penonton Indonesia Open yang dapat ditemukan di arena pertandingan baik Istora Senayan maupun JCC:
1. Datang berkelompok atau sendirian
Banyak penonton yang datang bersama dengan teman, kekasih, saudara, atau keluarga. Mereka akan duduk bersebelahan dan bahkan bergerombol di satu sisi tribun bila jumlahnya banyak. Penonton yang datang berkelompok ini biasanya akan menikmati jalannya pertandingan sambil asyik bercakap-cakap tentang pemain yang sedang bertanding, hal-hal lain terkait bulutangkis atau bahkan yang tidak ada hubungannya dengan olahraga tepok bulu ini.
Di sisi lain, ada banyak penonton yang datang sendirian saja. Mereka umumnya menonton dengan fokus, sambil sesekali mengecek media sosial atau chat di telepon pintar mereka. Tapi jangan salah, banyak juga dari mereka yang kemudian akrab dengan penonton yang duduk di sebelah kanan atau kirinya. Dua orang yang awalnya asing karena belum pernah bertemu itu lalu jadi terlibat perbincangan hangat karena disatukan oleh kesamaan hobi pada bulu tangkis.
2. Pengikut setia bulu tangkis atau bukan
Tidak semua yang datang di stadion untuk nonton Indonesia Open adalah fans bulu tangkis yang memang aktif mengikuti semua perkembangan seputar olahraga yang telah dipertandingkan di Olimpiade sejak tahun 1992 ini. Beberapa dari mereka sebenarnya awam atau hanya tahu hal-hal dasar tentang bulu tangkis. Kehadiran mereka adalah karena ikut-ikutan teman/pacar/saudara mereka, dapat hadiah tiket nonton gratis, atau iseng-iseng penasaran pengin merasakan kehebohan Indonesia Open.
Kita bisa mengenali penonton yang memang pecinta bulutangkis sejati saat mereka berbincang-bincang dengan rekan nonton mereka. Isi omongan mereka berbobot tentang bulu tangkis, mulai dari strategi permainan yang seharusnya diterapkan oleh pemain, statistik pertemuan diantara kedua pemain yang sedang bertanding, catatan prestasi yang ditorehkan oleh pemain, hingga profil unik atau kebiasaan khas yang dimiliki oleh pemain saat sedang di lapangan. Mungkin pengetahuan mereka sudah hampir setara dengan para pengamat dan komentator siaran pertandingan bulu tangkis di televisi.