Lihat ke Halaman Asli

Gentur Adiutama

TERVERIFIKASI

ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Inilah Budaya Betawi yang Akan Diperhatikan oleh 3 Paslon Pilgub DKI Jakarta

Diperbarui: 8 Februari 2017   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari Topeng Betawi (sumber foto: jakcity.com)

Pemberitaan mengenai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta periode 2017-2022 memang tiada habisnya. Segala hal mulai dari profil, visi dan misi hingga kontroversi yang melingkupi ketiga pasangan calon (paslon): Agus-Sylvi, Ahok-Djarot dan Anies-Sandi dibahas dengan tuntas setiap harinya. Proses pilgub DKI Jakarta juga telah menjalani dua kali debat resmi yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

Sejauh ini, isu-isu yang mengemuka terkait pilgub DKI Jakarta adalah tentang pengentasan kemiskinan, pro-kontra penggusuran permukiman warga oleh pemerintah provinsi (pemprov), pembukaan lapangan pekerjaan baru dan reformasi birokrasi yang anti korupsi. Isu mengenai kebudayaan, khususnya budaya Betawi juga diapungkan dalam beberapa kesempatan. Meskipun demikian, program-program yang dijanjikan para paslon terkait budaya Betawi belum banyak dibedah secara khusus dan maksimal baik di media massa maupun saat debat oleh KPU. Padahal program yang menyangkut budaya Betawi juga penting karena hal tersebut erat hubungannya dengan pembangunan karakter dan pembentukan identitas Jakarta. 

Dalam artikel ini, penulis mencoba mengurai program-program terkait budaya Betawi yang dilontarkan oleh para paslon sebagai bagian dari janji kampanyenya. Penulis mendapatkan informasi mengenai program tersebut melalui situs kampanye resmi masing-masing paslon dan juga beberapa rilis media yang kredibel. Pengetahuan masyarakat tentang janji para paslon di bidang kebudayaan akan melengkapi informasi di bidang ekonomi dan politik yang selama ini telah diperoleh. Sebagai catatan, penulis berada dalam posisi yang netral dan berharap agar siapa pun yang nanti mendapatkan kepercayaan dari rakyat untuk memimpin Jakarta bisa membawa kemajuan bagi pelestarian dan pengembangan budaya Betawi di ibukota kita ini.

AGUS-SYLVI

1. Memopulerkan Batik Betawi

Batik Betawi mendapat perhatian serius dari paslon nomor satu ini. Agus-Sylvi mengenakan batik bermotif ala Betawi saat menghadiri acara penetapan cagub dan cawagub DKI Jakarta yang digelar KPU DKI Jakarta, di Balai Sudirman pada Senin 24 Oktober 2016. Dalam batik yang dikenakan Agus-Sylvi terdapat gambar yang menjadi ikon DKI Jakarta, seperti Monumen Nasional (Monas), ondel-ondel, delman dan gerobak pedagang kerak telor.

Pada saat kampanye, Agus-Sylvi juga menyampaikan beberapa janji tentang Batik Betawi. Ketika menyambangi Kampung Terogong III, Cilandak, Jakarta Selatan yang merupakan salah satu sentra Batik Betawi, Agus berjanji akan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pengrajin Batik Betawi agar mereka lebih kreatif dan produknya lebih marketable. Program insentif untuk pengrajin Batik Betawi kembali disebutkan oleh Sylvi ketika singgah di Jalan Kwitang V, Kelurahan Kwitang, Jakarta Pusat pada Jumat 18 November 2016.

Agus-Sylvi mengenakan Batik Betawi. (sumber foto: tribunnews.com)

Batik Betawi memang perlu diangkat oleh pemprov DKI secara lebih serius agar dapat semakin memperkaya produk budaya yang dimiliki oleh ibukota. Batik Betawi masih belum menjadi kekhasan Jakarta walaupun motifnya adalah gambar ikon-ikon terkenal Jakarta. Banyak masyarakat Jakarta yang tidak memiliki Batik Betawi karena kesulitan menemukannya di toko-toko pakaian. Lebih mudah mencari produk batik dari daerah lain daripada Batik Betawi di Jakarta. Suatu hal yang ironis.

Selain itu, Jakarta adalah destinasi Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions (MICE) di Indonesia. Beragam acara nasional dan internasional dihelat di Jakarta setiap minggunya. Salah satu elemen pendukung bagi MICE adalah perlunya souvenir atau kenang-kenangan yang mencirikan kota tuan rumah. Batik Betawi bisa diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan itu.

Bila terpilih nantinya, Agus bisa meneladani Bupati Kulonprogo di Daerah Istimewa Yogyakarta Hasto Wardoyo yang menggalakkan pemakaian batik dengan motif Geblek Renteng yang khas Kulonprogo. Batik digunakan oleh para pegawai di pemerintahan daerah dan sekolah. Pemerintah membantu promosi batik di tingkat provinsi dan nasional. Lima tahun yang lalu, Kulonprogo tidak punya batik khusus yang dibanggakan sebagai ciri khas. Sekarang Batik Geblek Renteng mulai menyita perhatian para pecinta batik di tingkat nasional.

2. Mentransformasi Ciliwung menjadi ‘Betawi Banget’

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline