Gamelan merupakan alat musik tradisional dari Indonesia yang memiliki banyak penggemar di luar negeri. Minat warga negara asing dalam mempelajari gamelan sangat tinggi, tak terkecuali di Perancis. Salah satu sekolah setingkat SMP di Perancis yaitu College Jacques-Prevert menjadikan gamelan sebagai pelajaran wajib bagi siswa-siswinya.
Menurut mereka, belajar gamelan dapat menenangkan jiwa, membentuk semangat bekerja dalam tim, sekaligus melatih diri untuk terhindar dari sikap egois dan individualis. Hal ini karena gamelan tidak akan dapat melantunkan bunyi yang indah jika salah satu penabuh dari tim gamelan tersebut tidak secara harmonis mengikuti irama dari penabuh lainnya. Gamelan menjadi sarana bagi siswa-siswi di sekolah itu untuk mengenal filosofi hidup bangsa lain dan memetik hal yang bermanfaat bagi pembangunan kepribadian mereka.
Pada tanggal 9 Desember 2016 lalu, sekolah yang terletak di Chateuneuf-sur-Sarthe, sekitar 300 km barat daya kota Paris tersebut menerima hibah berupa seperangkat gamelan Jawa dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Prosesi penyerahan hibah dilakukan oleh Duta Besar RI untuk Perancis, Kepangeranan Monaco dan Andora, Dr. Hotmangaradja Pandjaitan mewakili pemerintah Indonesia kepada Monsieur Benoit Dechambre, Inspecteur d'Académie de Nantes sebagai perwakilan pihak Perancis. Gamelan yang dihibahkan ini diharapkan akan semakin memperkuat pengembangan gamelan sebagai instrumen pembelajaran di sekolah tersebut. Sebelumnya, mereka menggunakan gamelan yang disewa dari pihak lain.
Dalam acara serah terima hibah gamelan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintahan dari provinsi setempat tersebut, kelompok gamelan dari College Jacques-Prevert berkesempatan mempersembahkan suatu pertunjukan wayang dan gamelan kepada para tamu. Siswa-siswi yang masih berusia sangat muda nampak terampil memainkan gamelan dengan mahir dan penuh semangat, menjadi bukti bahwa mereka telah menekuni kesenian ini dengan sungguh-sungguh. Uniknya, pertunjukan wayang yang ditampilkan menggunakan bahasa ibu mereka, yaitu Bahasa Perancis. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi para tamu khususnya yang berasal dari Indonesia. Selama ini mereka lebih terbiasa mendengar cerita yang dituturkan oleh dalang dalam Bahasa Jawa.
Pertunjukan wayang berbahasa Perancis dengan diiringi oleh gamelan yang dimainkan oleh anak-anak bule dari Perancis ini tentu merupakan hal yang istimewa. Gamelan telah menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia di Perancis. Keindahan dan keunikan suaranya dikagumi oleh warga Perancis.
Dengan melihat antusiasme belajar gamelan yang tinggi oleh siswa-siswi di sekolah tersebut, maka diyakini bahwa gamelan akan semakin populer di Perancis dan negara-negara Eropa lainnya di masa depan. Sebagai orang dari negara tempat gamelan tersebut berasal, kita tentu tidak boleh hanya sekedar merasa bangga dan mengagumi perkembangan gamelan di Benua Biru. Dimulai dari diri kita sendiri, saatnya kita semakin mendorong anak-anak, saudara dan teman-teman kita untuk juga berminat mempelajari gamelan.
Selain di sanggar-sanggar budaya, pelajaran gamelan sebagai kelas kesenian dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Indonesia tidak boleh terputus dan justru harus semakin berkembang. Anak-anak juga perlu dikenalkan dengan gamelan sejak usia dini, dimulai dengan mendengarkan lantunan bunyi gamelan yang menentramkan hati. Kelak akan terbentuk apresiasi dan minat mereka pada gamelan. Jangan sampai cucu dan cicit kita nantinya harus pergi ke Paris dulu apabila ingin belajar gamelan. Salam budaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H