Lihat ke Halaman Asli

Banyu Lenggahbumi

Chairman of the Education and Religious Foundation

Pola Dakwah dan Tantangan Era Digital

Diperbarui: 13 Maret 2025   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber pengambilan gambar (Dok. primadarmawan) 

Di era digital, teknologi berkembang pesat dengan berbagai aplikasi yang dapat diakses secara gratis untuk mempermudah aktivitas manusia. Salah satu pemanfaatan teknologi yang signifikan adalah dalam bidang dakwah. Media digital memungkinkan penyebaran ajaran agama secara luas dan cepat, menjangkau berbagai kalangan tanpa batasan geografis.

Namun, kemudahan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Penyalahgunaan teknologi dapat memicu pelanggaran etika, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, serta plagiarisme demi popularitas dan jumlah pengikut di media sosial. Jika tidak dihadapi dengan bijak, hal ini dapat mencoreng nilai-nilai dakwah yang seharusnya mengedepankan kebenaran dan akhlak mulia.

Oleh karena itu, dakwah digital tidak hanya membutuhkan kecakapan teknologi, tetapi juga penguatan spiritual. Penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) melalui istighfar dan dzikir dapat menjadi tameng bagi para pendakwah agar tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran dan keberkahan dalam menyampaikan. 

1. Problema dakwah di Era Digital.

A. Pola Berdakwah

Secara umum, pola dakwah dari masa ke masa memiliki kesamaan dalam tujuan, yaitu menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat. Namun, perbedaannya terletak pada pendekatan yang digunakan.

Sebagai contoh, Kanjeng Sunan Kalijaga berdakwah melalui pendekatan budaya, seperti pagelaran wayang kulit. Seni pertunjukan ini sangat populer di kalangan masyarakat Jawa saat itu, sehingga banyak orang tertarik dan ingin lebih memahami ajaran Islam.

Di era digital, pola dakwah pun mengalami perubahan. Jika dahulu para ulama menggunakan seni dan budaya sebagai media dakwah, kini platform digital seperti media sosial, podcast, dan video streaming menjadi sarana utama dalam menyebarkan ajaran agama. Tantangannya adalah bagaimana para pendakwah dapat menggunakan teknologi ini dengan bijak agar pesan yang disampaikan tetap relevan dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Berdasarkan Firman Allah:

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Ibrahim: 4).

B. Tantangan Berdakwah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline