Lihat ke Halaman Asli

Genta AlamPutra

Mahasiswa Yogyakarta

SDN Gondolayu Gandeng Eco. J Workshop Pembuatan Ecoprint, Kepsek: Semoga Dapat Diajarkan ke Anak-Anak

Diperbarui: 30 Oktober 2021   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru dan Karyawan memamerkan hasil ecoprinting. Sumber: Genta Alam Putra

Yogyakarta, 29 Oktober 2021. Sejumlah guru dan karyawan dari Sekolah Dasar Negeri Gondolayu (SD Negeri Gondolayu), Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta menggandeng Ecoprint Yogyakarta (Eco.J) mengadakan workshop pembuatan ecoprinting

Workshop ini diadakan dalam rangka pengenalan model kain ecoprint yang ramah lingkungan kepada Guru dan Karyawan. Sugiyatno selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gondolayu mengemukakan bahwa selain diajarkan kepada guru dan karyawan, nantinya ecoprinting ini juga akan diajarkan kepada anak-anak sebagai pendidikan budaya dan lingkungan.

"Saya ingin mengenalkan ecoprint ini tadi kepada Anak-Anak, agar kedepannya bisa menjadi bekal Anak-Anak, terutama bagi Anak-Anak yang berkebutuhan khusus" tegas Sugiyatno.

Workshop ecoprinting ini dimulai pada pukul 08.00 WIB, dipandu oleh Pengrajin ecoprinting dari Eco.J yaitu Dedeh Marfuah, Rusjayanti, Cinderareni, Nur Hayani, dan Sujarti. Dedeh marfuah menjelaskan bahwa langkah awal pembuatan ecoprint ini adalah Mordanting atau perendaman kain di air yang sudah dicampuri tawas guna mempertahankan warna dasar kain dan membuka pori-pori kain agar gambar dapat tercetak.

"1.4 gram tawas dapat dicampur kedalam 1 liter air" Ucap Dedeh Marfuah menjelaskan.

Dedeh Marfuah mempresentasikan langkah-langkah pembuatan batik ecoprint. Sumber: Genta Alam Putra

Langkah selanjutnya yaitu pencetakan pola. Pada proses ini Dedeh Marfuah dan Cinderareni menjelaskan bahwa kain yang sudah di mordan di lampiri daun dan alas kayu, ditutup menggunakan kain lainnya lalu dipukul-pukul menggunakan palu, memukulnya pun harus di kontrol agar daun tidak hancur. Daun tadi akan menjadi pola yang tercetak di kain.

Proses pencetakan daun di kain. Sumber: Genta Alam Putra 

Lalu, langkah terakhir yaitu fiksasi atau pengikat motif. Dalam proses ini kain yang sudah di tercap pola-pola daun tadi diangin-anginkan selama beberapa hari lalu direndam menggunakan air campuran tawas lagi agar motif dan warnanya dapat terkunci dan tercetak di atas kain.

Guru memamerkan karyanya. Sumber: Genta Alam Putra

Workshop ecoprint yang dilakukan oleh Eco.J ternyata mendapat sambutan cukup baik dari Bapak dan Ibu guru. Mereka mengaku senang dan berharap secepatnya bisa diajarkan kembali ke Anak-Anak sebagai metoda pembelajaran baru terkait lingkungan. Daniel Jogantoro selaku guru kelas 4 di SD Negeri Gondolayu mengaku bahwa ecoprint lebih mengena ke Anak-Anak karena menyangkut lingkungan dan dalam pembuatannya menyenangkan.  

"Jelas, nanti Anak-Anak akan lebih senang karena anak SD biasanya senang klotekan (baca: membuat bunyi-bunyian) memukul-mukul, jadi nanti dengan bakat Anak yang sudah ada kita tinggal mengarahkan." Ujar Daniel Jogantoro. []




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline