Lihat ke Halaman Asli

Muhammad GaungGenta

Mahasiswa Universitas Airlangga

Tantangan dan Adaptasi Ekonomi Indonesia Menghadapi Covid-19

Diperbarui: 27 Juni 2022   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

I. PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 membuat tahun 2020 menjadi mimpi buruk bagi seluruh lini kehidupan. Sebagian besar negara maju bahkan terperangkap dalam resesi ekonomi yang cukup mendalam. Begitu pula negara berkembang, apalagi negara miskin. Hanya segelintir negara di dunia yang mampu bertahan dan tumbuh positif menghadapi pandemic Covid-19 di tahun 2020, yaitu China (2,3 persen), Vietnam (2,9 persen), Taiwan (2,98).

Covid-19 ini merupakan virus varian baru yang awalnya tersebar di pasar basah yang berlokasi di kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok. Virus ini pun berefek domino yang dimana penyebarannya berantai dari satu peristiwa menimbulkan serangkaian peristiwa serupa. Virus ini menyebar melalui droplet saat seseorang sedang batuk, bersin, berbicara, dan bernafas. Saat melakukan hal-hal tersebut, udara yang keluar dari mulut meyebar melalui partikel-partikel kecil yang berterbangan di udara. Dampak yang dirasakan ketika terjangkit virus ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai yang paling parah yaitu kematian.

Wabah ini juga meberikan dampak yang cukup signifikan kepada banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Hingga akhir Mei 2020, jumlah kasus yang terkonfirmasi di Indonesia mencapai 25.773 individu, dimana 7.015 pasien dinyatakan sembuh dan 1.573 orang diantaranya meninggal dunia (Worldometer 2020). Sayangnya, saat penelitian pada riset kesehetan kapasitas tes harian di Indonesia per 25 Mei 2020 masih cenderung kecil, yaitu 0,02 orang per 1000 penduduk (Our World in Data 2020). Akibatnya, data jumlah kasus yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Sampai detik ini Indonesia masih terjerat dalam penderitaan yang disebabkan oleh virus ini. Bahkan penyebarannya masih terbilang cepat seperti yang dilansir oleh Vidya Pinandhita bahwa Indonesia mengalami penambahan 7.427 kasus baru positif Covid-19, Minggu (29/8/2021). Total pasien terkonfirmasi saat ini berjumlah 4.073.831. Jawa Timur menjadi penyumbang angka kasus terbanyak yakni 666 kasus, disusul dengan Sumatera yakni 653 kasus, dan Jawa Barat dengan 624 kasus. Sehingga saat ini pun pemerintah masih menekankan pembatasan aktifitas yang sekarang dikenal dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pemerintah sudah melakukan banyak upaya agar bidsa mengatasi krisis ekonomi tetapi tetap saja virus ini semakin berkembang sehingga persebarannya pun semakin parah. Di sisi lain wabah ini juga menyebabkan sector pendidikan mengalami kesulitan. Dikarenakan cultural shock yang terjadi di kalangan masyarakat menyebabkan jalannya arus pendidikan menjadi tersumbat. Karena pendidikan juga berpengaruh besar terhadap perkembangan suatu negara sehingga apabila tersumbat, bibit bibit bangsa yang seharusnya membawa perubahan pada negeri ini pun ikut berkurang. Sumber daya manusia yang berkualitas sudah pastinya menjadi sedikit dikarenakan kurangnya generasi penerus yang siap akan pengelolaannya, sehingga buruknya kualitas pendidikan mempengaruhi ekonomi yang seharusnya bisa dikelola dengan baik menjadi hancur dan tidak teratur.

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani wabah yang sedang terjadi saat ini dan melihat dampak ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini. Artikel ini menunjukkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam keberhasilan secara bertahap dalam pemulihan ekonomi di masa pandemic ini. Hal ini disebabkan pemerintah yang sigap dalam menangani penurunan pertumbuhan ekonomi serta kebijakan yang menyebabkan berkurangnya penularan ini.      

II. PEMBAHASAN

Pada Maret 2020, dunia diguncang oleh virus corona yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.  Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan upaya dan mengambil kebijakan penanganan virus corona. Salah satu Tindakan awal yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat itu adalah dengan memerintahkan kedutaan Indonesia di China untuk memberikan perhatian khusus terhadap WNI yang terisolasi di Wuhan.

Selain di tingkat pusat Langkah siaga juga dilakukan oleh pemerintah daerah dengan menyiagakan 100 rumah sakit. Kesiagaan juga dilakukan di 135 bandara dan Pelabuhan internasional dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh. Pemerintah Indonesia juga meningkatkan kesiagaan mencegah penyebaran virus korona dengan menutup sementara penerbangan dari daratan China mulai 5 Ferbruari 2020. Keputusan ini diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, pemerintah juga menghentikan sementara pemberian visa kunjungan dan visa on arrival untuk China.

Dalam bidang ekonomi, pemerintah berusaha untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tetap mencapai 5,3 persen. Kajian Kementerian Koordinator Perekonomian menunjukkan kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa berkurang dari 0,1-0,3 persen dalam 6 bulan. Terobosan kebijakan tengah disiapkan untuk mengantisipasi dampak ekonomi atas penyebaran virus korona. "Pertumbuhan ekonomi tetap terjaga pada 5,3 persen pada 2020", ujar Sekretaris Menteri Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline