Lihat ke Halaman Asli

iGenst

Ion Genesis Situmorang

Sofistes Yunani Kuno, Makna Angka Tujuh

Diperbarui: 16 Juni 2024   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber doc. pribadi

Mejikuhibiniu, sebuah akronim dari nama-nama warna yang dikenal secara umum, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna ini merupakan bagian dari spektrum kasatmata (visibel spectrum) atau gelombang elektromagnetik yang dapat diihat oleh mata manusia.

Pada awalnya, abad ke-17, Issac Newton, membagi spektrum warna ini menjadi 6 bagian, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, dan ungu. Namun kemudian karena ia percaya bahwa tujuh adalah angka sempurna, sehingga ia menambahkan warna ketujuh yaitu nila. Walaupun hal ini mendapatkan perbedaan pendapat dari Isaac Asimov, bahwa nila tidak boleh dianggap sebagai warna tersendiri, tetapi hanya bagian dari warna biru atau ungu.

Isaac Newton mempercayai tujuh adalah angka sempurna yang diturunkan dari sofistes (guru) Yunani Kuno, bahwa terdapat hubungan antara warna, nada musik, objek yang dikenal di Tata Surya, dan hari-hari dalam sepekan.

Entah ada hubungannya atau tidak, pola pikir yang sama juga saya akui. Namun kesempurnaan angka tujuh pada diri saya  dipengaruhi oleh adanya unsur  angka tujuh pada tanggal (x7), bulan (x7), tahun (xxx7) pada kelahiran saya.

Karena begitu mengidolakan angka 7, saya sering mengaitkan sesuatu yang terjadi pada diri saya dengan angka tujuh. Salah satu kisah yang menarik untuk dibagikan berkaitan dengan angka tujuh, terjadi pada tahun 2008 yang lampau.

Kala itu, saya mendaftar penerimaan PNS di tempat saya bekerja saat ini. Formasi yang saya lamar guru kimia dengan kebutuhan 8 orang guru. Setelah melaksanakan ujian, pada tanggal 17 Desember 2008 (lagi-lagi mengandung unsur 7 pada tanggal tersebut), saya menuliskan semacam pengumuman (ala-ala) yang saya harapkan terjadi. 

Saya menuliskan, "Pengumuman Seleksi Penerimaan CPNS untuk guru kimia". Saya menuliskan nomor urut 1 sampai 8, dan saya menuliskan nama saya di urutan ke-7. Alasnnya karena kesempurnaan angka 7 yang saya dapat di angka kelahiran saya. Hasilnya seminggu (7 hari) kemudian, tepat ditanggal 24 Desember 2008, pagi buta saya mencari koran (saat itu pengumuman CPNS masih menggunakan surat kabar), saya menemukan hasil yang sama persis dengan apa yang saya tuliskan 7 hari sebelumnya.

Apakah ini kebetulan atau ada hubungan dengan  Sofistes Yunani Kuno? Saya hanya bisa menikmatinya. Apalagi saat ini, dibulan Juli nanti, saya menjalani hari-hari di usia x7, semoga kesempurnaan angka tujuh juga masih terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline