Memasuki tahun ajaran baru, beberapa dinas pendiikan sudah membukan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk sekolah negeri. Namun beberapa sekolah swasta sudah membuka pendaftaran terlebih dahulu.
Setiap orangtua tentuanya menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Bahkan orangtua rela menggelontorkan dana yang cukup besar untuk pendidikan.
Namun, pada masa pandemik ini, orangtua mengalami kegalauan dalam mendaftarkan anaknya disekolah baru. Terlebih kepada orangtua yang anaknya kalah seleksi masuk sekolah negeri. Mau tidak mau mereka harus memilih sekolah swasta yang biaya sekolah relatif lebih mahal dari sekolah negeri.
Keluhan Orangtua
Orangtua yang "terpaksa" memasukkan anaknya ke sekolah sedang diperhadapkan dengan keadaan yang tidak menyenangkan. Agar anaknya bisa tetap sekolah, orangtua tersebut memilih sekolah swasta.
Ditengah perekonomian yang cukup berat, banyak sekolah swasta yang memberikan persyaratan kepada calon siswa baru jika masuk mendaftar ke sekolah mereka, salah satunya biaya awal masuk sekolah. Beberapa sekolah masih menerapkan biaya pendaftaran, biaya pembangunan, dan biaya sekolah awal bulan.
Jumlah yang relatif besar bagi orang tua dengan kesulitan perekonomian saat ini. Mungkin ada alasan lain yang bisa disampaikan untuk tidak memilih sekolah tersebut, "jangan masuk sekolah sana". Namun, kembali kepada keinginan untuk pendidikan yang terbaik buat anak.
Jika keadaan normal, orangtua pada umumnya akan berterima dengan syarat pendaftaran tersebut. Namun berbeda saat keadaan "new normal" ini. Kegalauan bertambah ketika orangtua juga mengatahui bahwa sekolah ditempatnya merupakan sekolah di zona merah, yang berarti pembelajaran masih harus berlangsung dari rumah.
Hal ini yang membuat orangtua semakin merasakan beban berat saat penerimaan peserta didik baru saat ini. Sudah biaya besar, harus bayar lunas, dan belajarpun masih harus dirumah.
Orangtua merasa biaya yang cukup besar tersebut seharusnya bisa dikurangi sebagai pengganti uang lelah orangtua dalam mendampingi anaknya belajar dari rumah.
Lalu, kemanakah orangtua harus curhat mengenai ini?