Sabtu, 25 Nopember 2017, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) saya dipanggil oleh kepala sekolah sesaat sebelum upacara pengibaran bendera dalam memeringati Hari Guru Nasional. Kepala sekolah memerintahkan saya untuk membawa siswa 400 orang untuk disiapkan dalam menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo di Kota Pematangsiantar pada tanggal 27 Nopember 2017.
***
27 Nopember 2017
Singkatnya, seluruh siswa antusias untuk bisa melihat Presiden secara langsung. Alhasil, keseluruhan penghuni sekolah berangkat menuju Makobrimob di Kota Pematangsiantar. Saya memilih ikut berjalan kaki dengan siswa ke Makobrimob tempat pendaratan helikopter yang ditumpangi Presiden, dimana lokasi tersebut berjarak 3-4 km dari sekolah.
Sesampainya di lokasi, ternyata banyak siswa dari sekolah lain juga telah hadir di sana. Setelah menunggu sekitar 30 menit di lokasi, helikopter yang digunakan Presiden akhirnya muncul. Sontak masyarakat (diantaranya para siswa dan guru) berteriak keras memanggil nama Presiden seraya mengibarkan bendera kecil yang telah dipersiapkan dari sekolah.
Seusai mendarat, Presiden Jokowi menyempatkan diri untuk menyapa masyarakat yang berada di pinggiran pagar Makobrimob tersebut. Serasa cukup, Beliau menaiki mobil dengan plat polisi "Indonesia 1" untuk segera menuju Lapangan Adam Malik sebagai agenda kerja Presiden di Kota Pematangsiantar dalam rangka pembagian sertifikat tanah warga Sumatera Utara.
Sesaat kendaraan Presiden melewati gerbang Makobrimob, rombongan Presiden berhenti. Bapak Presiden Joko Widodo turun dari mobilnya dan seketika masyarakat (siswa dan guru dari sekolah kami) berebutan untuk bisa sekedar berjabat tangan dengan beliau. Suasanapun spontan menjadi sangat riuh akibat antusia warga yang berdorong-dorongan untuk bisa bersentuhan dengan beliau. Seketika itu juga Paspampres melakukan pengamanan dengan sangat ketat.
Walau tidak dapat berjabat tangan dengan beliau, saya merasa cukup bahagia karena bisa bertemu dengan Presiden dengan jarak yang cukup dekat (sekitar 2-3 meter).
Sangat berbeda dengan apa yang saya lihat di televisi. Beliau kelihatan bercahaya, bersahaja, dan tidak sekurus seperti di televisi. Pertemuan yang menyenangkan.
Cukup lama setelah kepergian Presiden dari Makobrimob, kami masih terus bertukar cerita. Ada beberapa teman yang berhasil berjabat tangan dengan beliau dan mendapatkan souvenir dari beliau. Ini membuat saya hanya terdiam kecut. Rasanya kurang ketika tidak bersentuhan dengan beliau.