Lihat ke Halaman Asli

iGenst

Ion Genesis Situmorang

[Anakhon Hi Do Hamoraon Di Ahu] - Arti Hari Ini Untuk Hari Esok

Diperbarui: 17 Juni 2016   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh perhitungan Finansial Investasi Pendidikan

Ada filsafat dalam Suku Batak, terkhusus Batak Toba, "ANAKHON HI DO HAMORAON DI AHU". Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, "Anak saya adalah  harta terbesar dalam diri saya". Filsafat yang selalu menjadi kekuatan bagi keluarga batak. Kata "Hamoraon"  memiliki makna yang lebih dari arti kata "harta". Jika dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, harta memiliki arti barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan; barang milik seseorang; (sumber: kbbi online). Artinya secara umum, harta merupakan kekayaan yang dapat diukur. Namun dalam  Keluarga batak, Hamoraon mengandung arti kekayaan yang tidak dapat diukur dengan apapun.

Sikap keluarga batak dalam mengaplikasikan prinsipnya, dapat dilihat dari kesuksesan orang-orang batak baik dalam pemerintahan dan nonpemerintahan. Ada sederet nama dari keturunan batak yang cukup terkenal di negeri ini. Padahal, jika kita bandingkan dengan kehidupan orangtuanya di kampung sungguh sangat memberikan inspirasi. 

Orangtua batak seolah sangat paham dalam mengapresiasi hartanya. Dia seakan tahu, jika harta yang dimilikinya tidak akan berarti apa-apa jika hanya disimpan dalam peti emas. Tetapi orangtua batak memaksimalkan hartanya dengan bekal bahwakadar  emas hartanya tidak akan hilang ditelan waktu. Inilah yang terus menjadi motivasi hidup ditengah-tengah keluarga batak. Orangtua akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencukupi kebutuhan anaknya, bahkan ia rela untuk 'menyiksa dirinya' untuk kebahagiaan anaknya.

Saya masih ingat teriakan-teriakan orangtua batak yang sedang berbelanja di pasar, "Baen ma Inang. Asalma sonang anakki. RIbak-ribak pe bajuon, asalma boi mangan anakki". ("Tidak apa-apa, Ibu. Walau baju ini robek-robek, yang penting anak saya senang dan bisa makan").

Serta kalimat yang tidak pernah pesimis dihadapan anak-anaknya, "Lomoni roham tudia ho marsingkola. Unang pala mabiar ho di hepeng. Cukkup ma hami na mamikkiri i, pasaema singkolami." ("Pilihlah perkuliaahan apa yang kamu cita-citakan, jangan kuatir akan dana, cukuplah kami yang memikirkan itu, urusanmu hanya menyelsaikannya").

Mungkin kedengaranya klise, orangtua mana yang tidak sayang anaknya? Tentu semua suku pasti juga memegang teguh akan prinsip ini. Tetapi poin penting dari prinsip orang Batak tadi adalah Anak, Harta yang tidak ternilai.

Menjadikan anak sebagai Harta yang tak ternilai adalah kewajiban seorang orangtua, tetapi mejandikan anak sebagai harta yang tepat itu yang masih seringkali diasalah artikan. Harta harus dijaga, oleh karena itu, banyak orangtua berupa memberikan kesenangan kepada anak tanpa memikirkan apa gunanya bagi si anak. Menjadikan anak sebagai harta sebaiknya menjadikan harta yang nilainya tidak mengalami kemerosotan.

Salah satu alat untuk menjadikan anak tetap menjadi harta yang tak ternilai adalah dengan memberikan bekal yang tidak akan pernah habis oleh zaman. Pendidikan, merupakan modal dasar dan satu-satunya investasi untuk anak. Orangtua tidak akan pernah bisa selamanya berada dalam jarak yang dekat dengan anak, bahkan harta benda, uang, juga tidak selamanya dapat menaikkan nilai harta kekaayaan dalam diri anak. 

Dari sini kita bisa belajar, untuk investasi terbaik dalam dunia ini adalah dengan mengivestasikan pendidikan bagi anak.

Lalu yang menjadi kekawatiran orangtua saat ini adalah tingginya biaya pendidikan untuk kualitas pendidikan yang baik. Sebagai investasi, maka pendidikan yang baik tentunya akan menghasilkan hasil investasi yang baik. Dengan tingginya biaya pendidikan, apakah sebaiknya memberikan pendidikan ala kadarnya sebagai bentuk investasi bagi anak? 

Di era modernisasi saat ini, ada kemudahan bagi orangtua secara umum dan tekhusus orangtua muda yang baru memiliki anak. Tidak ada alasan untuk tidak memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak. Karena Biaya pendidikan anak sudah dapat dicicil semenjak anak masih berusia 0 tahun. Berikan hak anak anda, jangan rebut masa depannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline