Lihat ke Halaman Asli

iGenst

Ion Genesis Situmorang

Hadiah Hari Guru Terbaik

Diperbarui: 17 November 2015   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hymne Guru

Terpujilah Wahai Engkau/ Ibu Bapa Guru / Namamu akan selalu hidup / Dalam sanubariku//
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku/ Bagai prasasti trima kasihku tuk pengabdianmu//

Engkau Sebagai pelita dalam kegelapan/ Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan/ Engkau patriot pahlawan bangsa/ Tanpa tanda jasa//

 

Perayaan Hari Guru merupakan suatu momen yang sangat mengharukan bagi guru di Indonesia. Tepat tanggal 25 November 2015 nanti, guru akan merayakan hari jadinya yang ke-70. Pada perayaan seperti ini biasanya warga sekolah terkhusus OSIS menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih atas dedikasi guru di sekolah tersebut. Perayaan ini juga meleburkan hubungan guru dan peserta didik menjadi lebih akrab. Ada rasa haru yang menyelimuti tatkala lagu Hyme Guru dinyanyikan oleh siswa. Tak jarang juga, siswa memberikan kado sebagai rasa sayangnya kepada guru. Hari Guru ini bagaikan kemerdekaan bagi guru.

Rangkaian kegiatan dilakukan dan pada puncaknya pelaksanaan Upacara dalam mempenringati Hari Guru Nasional. Pada upacara biasanya akan dilakukan penyematan bunga dan diiringi lagu Hyme Guru. Di saat inilah, guru merasakan bahagia yang tidak ternilai harganya.

Menjelang perayaan Hari Guru Nasional ke-70 pada tanggal 25 Nopember nanti, saya dikejutkan dengan sebuah "hadiah" menarik dari salah seorang murid ditempat saya mengajar. Bukan sebuah benda mahal, berkisar harga Rp. 500, namun sangat berpengaruh besar dalam pikiran dalam beberapa minggu ini.

Secara tidak sengaja saya menemukan "hadiah" tersebut dalam komputer saya, tampilannya seperti ini.

 

Ketika pertama kali menerima "kado" ini, serasa seluruh tubuh merasakan aliran darah yang mengalir kencang. Ada rasa emosi yang mencuak sampai di kepala (terkhusus dengan kalimat, "kau pikir kami dah bangga kalii punya (W.L.K.L.S - Walikelas) kayak kau hak.!"). Karena dalam pikiran bahwa saya telah memberikan segala potensi untuk keberhasilan siswa. Berulang kali di baca semakin itu juga rasa amarah ini semakin menggerogoti pikiran. Namun begitu, semakin memuncaknya rasa amarah semakin sering pula untuk membacanya.

Sampai akhir berhenti di sepenggal kalimat, "kau sepelekan kami". Kata-kata ini yang seakan membalikkan segala amarah. Sembari sambil menenangkan pikiran, berulang kali juga mencerna kalimat ini (walau kalimat ini sangat menekankan amarah). Dalam upaya ini, pikiran terus berulang kali merekonstruksi semua kejadian ketika dalam proses belajar mengajar di kelas. Berusaha mengingat, kata-kata apa yang telah terlontar ketika belajar di kelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline