Lihat ke Halaman Asli

iGenst

Ion Genesis Situmorang

Ambil Resiko! Jangan Mundur!

Diperbarui: 29 Oktober 2015   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika semasa remaja, tepatnya di usia 15 tahun. Kala itu saya duduk di bangku sekolah tingkat SMA kelas 1 (kala itu SMA masih menggunakan tingkat kelas 1, 2 dan 3, belum menggunakan kelas X, XI, dan XII). Kakak saya tertua duduk dibangku kelas 3 dan abang dikelas 2 SMA. Tingkat sekolah kami cukup rapat, walau jarak usia saya dengan abang saya berselisih 3 tahun. Ini disebabkan, ketika masuk SD saya masih berusia 5 tahun.

Berhubung kakak saya telah kelas 3, tiba untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada masa itu, untuk menuju PTN melalui ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN). Saat itu, seingat saya, kakak berkonsultasi untuk menentukan jurusan yang akan dipilih ketika mendaftar UMPTN. Pada sebuah meja makan yang kecil, diskusi itu dilakukan, saya juga turut disana karena saya berpikir akan ada kaitannya dengan saya kelak.

Sesaat diskusi dimulai, hal yang paling saya ingat, ayah berpesan untuk tidak memilih jurusan kedokteran dengan alasan yang masih saya ingat sampai sekarang, "kuliah di kodekteran itu mahal dan kita tidak punya uang untuk mewujudkan itu".

Sebuah alasan yang dibuat dengan kenyataan yang dialami keluarga kala itu. Orang tua saya keduanya bekerja sebagai PNS sebagai staf tata usaha di SMP dengan gaji yang harus dibagi untuk empat orang anak dan melunasi hutang akibat membangun rumah untuk dihuni.

Pengalaman merupakan guru yang baik. Pernyataan ini merupakan ungkapan yang benar-benar mengajarkan pada setiap orang untuk dapat lebih baik. Ada pengalaman pahit ketika harus memendam cita-cita akibat sebuah kesalahan yang seharusnya bisa diatasi.

Peran Pemerintah dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan hak seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, pemerintah menjamin pendidikan untuk seluruh rakyatnya sebagai wujud dari tujuan pendidikan nasional. Namun secara kenyataan, Pendidikan tidak terlepas dari biaya. Memang pemerintah setidaknya sudah memberikan peran yang signifikan dalam dunia pendidikan. Melalui layanan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari tingkat SD - SMA. Melalui program ini, masyarakat boleh menikmati pendidikan hingga tingkat SMA secara gratis.

Untuk pendidikan tinggi, pemerintah melalui program bidikmisi memberikan bantuan bagi masyarakat yang ingin menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Masyarakat yang berhak untuk program ini adalah masyarakat yang masuk dalam kategori tidak mampu. Lantas yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan masyarakat dengan kemampuan menengah? Apakah mereka tidak berhak atas bantuan pendidikan ini.

Program Mandiri

Secara nyata, mau tidak mau, biaya pendidikan terus meningkat. Peningkatan ini memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat yang ingin menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Serta secara tidak langsung, memberikan sumbangsih buruk bagi bangsa. 

Berdasarkan kenyataannya, pendidikan merupakan bagian dari hak dan tanggun jawab secara pribadi dari masing-masing individu. Hakikat inilah yang menjadi acuan bahwa untuk memperoleh pendidikan yang layak merupakan tanggung jawab diri. Oleh karena itu, sudah semestinya secara mandiri untuk mengusahakan pendidikan atas diri sendiri. Bukan berarti mengesampingkan peran pemerintah. Atau dengan kata lain, pemerintah hanya sebagai katalis untuk keberhasilan pendidikan seseorang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline