Lihat ke Halaman Asli

Genre KabupatenTangerang

Forum GenRe Kabupaten Tangerang

Peluang dan Tantangan Pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di Tengah Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh :  Innaka Dwi Citra Mayshara_Pendidikan Sosiologi_Fakultas Ilmu Sosial_Universitas Negeri Jakarta

Pendahuluan

Pandemi COVID -- 19 merubah seluruh tatanan kehidupan manusia terutama dibidang pendidikan. Pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas, dan keahlian justru menjadi boomerang bagi para aktor dibidang ini. Tantangan serta peluang terbuka lebar dimasa pandemi yang menjadi tugas tersendiri terutama khususnya pada pembelajaran sosiologi dan antropologi yang mengalami status ambivalent bahkan sebelum masa pandemi ini di mulai. Masyrakat digital yang semakin menginternalisasi seakan kehilangan jati diri pembelajaran sosiologi dan antropologi sebenarnya. Banyak faktor yang bermain, banyak hal yang telah hilang dan terjabut dari akarnya maka dari itu terdapat peluang dan tantangan pembelajaran sosiologi dan antropologi di masa Pandemi Covid-19. Dengan metode studi pustaka dan data sekunder yang kami kumpulkan diharapkan bisa menjadi penerang dikala pembelajaran/perkuliahan jarak jauh ini.

Temuan dan Analisis

Sejalan dengan program pemerintah mengenai kampus merdeka dan kurikulum merdeka diharapkan para pelaku pendidikan dapat lepas dari belenggu yang ada disaat saat ini, birokratisasi yang berbelit, pembelajaran yang sempit di sekat sekat tembok kelas diharapkan bias kembali lega dengan program ini. Walaupun bukan program baru namun ini perlu patut diapresiasi sebagai bentuk peluang terutama menjalankan pembelajaran sosiologi dan antropologi secara penuh. Memanusiakan manusia akan menjadi obat lara atas dilema yang merajalela.

Tantangan Pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di masa Pandemi. Dalam Kurikulum Merdeka sistem pendidikan pun perlu menekankan pengembangan soft skill. Generasi milenial ke depan harus mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan dan memiliki bekal mumpuni  untuk menghadapi masa depan sesuai dengan kurikulum merdeka di tengah geliat perkembangan teknologi saat ini. Pendidik menjadi tolak acuan pendidik khususnya dan masyrakat umumnya. Ada tiga macam tantangan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaan sosiologi dan antropologi kurikulum merdeka dimasa pandemi, yaitu,

Pertama, Perlu membangun atmosfir pembelajaran yang menantang. Sebagaimna telah disebutkan di atas bahwa revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup, dan kompleksitas yang lebih luas, sehingga mendorong otomatisasi dalam semua proses menuju masyarakat digital.

Oleh karena itu, guru perlu memiliki pengetahuan teknologi (technological knowledge), yakni pengetahuan tentang bagaimana menggunakan hardware dan software sekaligus menghubungkan antara keduanya. Guru dituntut pula perlu memiliki kompetensi isi materi pelajaran (content knowledge), kompetensi paedagogik (pedagogical knowledge) yang meliputi: pengetahuan tentang karaktristik siswa, teori belajar, metode pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan hasil belajar siswa.  Di samping itu pula, guru perlu memiliki kemampuan teknis, kreativitas, dan pemecahan masalah yang inovatif (Suwandi, 2018).

Dalam hal ini pembelajaran sosiologi dan antropologi dapat berlangsung sesuai dengan kurikulum merdeka dimana kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan  mengambil 3 SKS di luar program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan  aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi. Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya melakukan magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian  kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran  mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen.  Kurikulum merdeka dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan, dalam memahami pembelajaran sosiologi kemasyarakatan maunpun antropologi kebudayaan ditengah masyarakat. sehingga hal ini dapat meningkatkan kompetensi  mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti permasalahan yang riil, melibatkan interaksi sosial di masyarakat.

Peluang Pembelajaran Sosiologi dan Antropologi

Guru memiliki peran sangat strategis karena keberadaannya sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru harus merupakan pribadi yang harus mampu menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, sekaligus mentransformsikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui pembelajaran. Dengan harapan siswa akan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang digariskan dalam kurikulum, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan pengembangan dirinya. Setelah menganalisis tantangan-tantangan pembelajaran sosiologi dan antropologi kurikulum merdeka, maka terdapat pula peluang yang positif dalam perkembangan yang dapat kita upayakan yaitu,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline