Lihat ke Halaman Asli

Genoveva SekarJemparing

Penulis lepas yang masih belajar sembari berkelakar

Jurnalisme Multimedia Kekinian, Bukan Sekadar Ragam Konten Media namun Ragam Cara Interaksinya

Diperbarui: 4 Maret 2021   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

via RomelteaMedia

Jurnalisme Multimedia bak lirik lagu 'aku yang dulu bukanlah yang sekarang'. Dalam perkembangan era digital, pemaknaannya berubah. (Harus) Semakin ramah dan benar-benar menggugah. Bagaimana dengan jurnalis sosok dibaliknya?

Kehadiran Jurnalisme Multimedia sudah cukup untuk menunjukkan perkembangan zaman. Tampilan berita yang tidak hanya tulisan, namun gambar bergerak sudah anda temui dengan mudahnya.

Pemahaman eksekusi Jurnalisme Multimedia telah mengalami perubahan. Tenang saja, perubahan tersebut sejatinya akan mengasyikkan bagi anda pembaca atau audiens atau sebut saja konsumen.

Jurnalis juga akan 'bersenang-senang' dengan salah satu bentuk jurnalisme yang muncul sejak tahun 2000an ini. Salah satunya memastikan interaksi anda dengan kolom berita favorit tetap terjalin.

Ingat! Terjalin! Tidak hanya terjadi atau bahkan terjaga.

Tolak ukur atau standar sebuah Jurnalisme Multimedia menjadi berubah. Jurnalis harus membuat tampilan berita menarik dan menciptakan pengalaman baru dan masih ada yang lainnya.

Jurnalisme Multimedia Versi Terbaru, Visual nan Cacthy dan Kesederhanaan

Benar adanya Jurnalisme Multimedia mengalami perubahan. Sebut saja pergantian makna atau pemahaman.

Menurut Mindy McAdams (2014), Jurnalisme Multimedia menjadi sebuah media untuk atau bahkan harus bercerita. Itu yang membedakan jurnalisme biasa dengan jurnalisme multimedia storytelling.

Tirto.ID

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline