Lihat ke Halaman Asli

Gennaro Adhi

Mahasiswa MMI Stembi Bandung

Menempuh 1.747 km Perjalanan Darat dan Laut guna Observasi 3 Provinsi

Diperbarui: 20 April 2022   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi (tangkap layar)

Saat ini penulis berdomisili di provinsi Kepulauan Bangka Belitung tepatnya di kota Pangkalpinang. Provinsi ini terdiri dari 2 pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung, dan semuanya dibatasi dengan air laut. Sehingga apabila akan melakukan perjalanan keluar provinsi berarti akan menyeberangi laut, baik melalui kapal laut maupun pesawat udara. Mempertimbangkan kondisi jarak, dan keterbatasan lain, serta protokol Pandemi COVID-19 maka penulis memutuskan untuk mengunjungi 3 (tiga) daerah pada 3 (tiga) provinsi lain yang berada di Pulau Jawa yaitu :

  • Jawa Tengah, di Kabupaten Grobogan dan sekitarnya
  • D.I.Y, di desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul
  • Jawa Timur, di desa Pengkol Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi

Perjalanan ini melalui jalur darat dan laut. Berangkat dari kota Pangkalpinang menuju Kabupaten Grobogan yaitu di Jawa Tengah sebagai tempat menginap sementara untuk melakukan observasi di 3 daerah tersebut di atas. Dengan mengendarai kendaraan pribadi, berangkat pada tanggal 1 Januari 2022 dari kota Pangkalpinang pukul 03.15 WIB menuju ke kota kecil Muntok. Awal perjalanan ini sengaja pada dini hari, yaitu untuk mengejar kapal penyeberangan pertama yang berangkat pada pukul 07.00 dari Pelabuhan penyeberangan Tanjung Kalian. Sedangkan jarak dari kota Pangkalpinang ke Pelabuhan tersebut kurang lebih 138 km dalam waktu sekitar 2 jam 39 menit menurut Googla Maps. Di Kota kecil Muntok ini perjalanan akan dilanjutkan dengan kapal laut melalui Pelabuhan Tanjung Kalian yang berada di ujung kota Muntok menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api yang berada di pulau Sumatera tepatnya bagian Selatan.

Dari Pelabuhan Tanjung Kalian Muntok lanjut dengan menggunakan kapal penyeberangan menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api. Perjalanan kurang lebih sejauh 50 km jarak garis lurus laut, dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam termasuk bongkar muat kendaraan di kapal saat berangkat maupun berlabuh.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan perjalanan darat dengan rute Pelabuhan Tanjung Api-Api Palembang, kemudian menuju Kota Palembang, lalu dilanjutkan menuju Lampung terus lanjut ke Kota Bandar Lampung hingga sampai pada Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni -- Merak.

Dari Pelabuhan Tanjung Api-Api hingga ke Pelabuhan Bakauheni kurang lebih menempuh perjalanan sejauh 460 km dengan waktu tempuh perjalanan selama kurang lebih 6 jam 44 menit.

Dari Pelabuhan Tanjung Api-Api hingga ke Kabupaten Grobogan di Jawa Tengah kurang lebih menempuh perjalanan sejauh 1.099 km dengan waktu tempuh perjalanan selama kurang lebih 17 jam 44 menit non-stop.

Pengamatan daerah tujuan dimulai dari daerah Kabupaten Grobogan (Jawa Tengah) kemudian dilanjutkan ke Desa Mantingan (Jawa Timur) dan terakhir di desa Jetis (Yogyakarta).

Pengamatan di daerah-daerah tersebut dilakukan dengan singkat dengen mempertimbangkan keterbatasan. Metode yang dilakukan minimal secara visual mengunjungi tempat dimana masyarakat di daerah tersebut. Dengan harapan dari observasi visual ini dapat memberikan gagasan atau ide yang dapat digunakan sebagai usulan ataupun peluang perbaikan. Latar belakang observasi tidak semuanya karena ditemukan permasalahan, akan tetapi yang diutamakan oleh penulis, apakah ada peluang perbaikan ataupun potensi peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.

Demografi Kabupaten Grobogan terdiri mayoritas adalah masyarakat yang beragama Islam, yaitu sebesar 98,95%, diikuti Kristen sebesar 0,95%, sisanya Budha, Hindu dan Kepercayaan. Jumlah Masjid di Kabupaten Grobogan data menunjukan 159 masjid dan terus berkembang.

Sedangkan angka Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2020 tercatat sebesar 69,87 sehingga masuk dalam kategori Sedang.

Apabila Anda melakukan perjalanan melintasi jalan umum di kabupaten ini, Anda akan sering menemui adanya kotak amal masjid yang berada di tengah-tengah jalan. Biasanya kotak amal ini untuk penggalangan dana dalam rangka renovasi atau pembangunan masjid. Kali ini penulis menemukan beberapa tempat masih menggunakan cara yang sama, yaitu sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan cara meletakan kotak amal masjid di persis pertengah jalan, baik jalan raya maupun jalan perkampungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline