Lihat ke Halaman Asli

Penyebab Pejabat Korupsi Adalah Merosotnya Moral Wanita

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1385350643441734395

Judul ini mungkin terkesan sangat memojokkan kaum wanita, menjadikan wanita sebagai kambing hitam bagi pembenaran tindakan tak terhormat para pejabat korup yang kebanyakan adalah laki-laki. Apa benar demikian, coba kita simak saja. Sebagai laki-laki, sejak kecil saya suka cerita-cerita kepahlawanan seperti halnya Gatuk Kaca, Pangeran Diponegoro, Gajah Mada, Superman, Batman dan sejenisnya. Ada satu pesan yang dapat ditarik dari cerita-cerita ini, yakni: laki-laki haruslah jadi pria yang pemberani, jujur, gagah perkasa, membela kebenaran dan memberantas kejahatan. Tetapi, pada kenyataannya tidaklah demikian, khususnya di negeri kita. Kriteria itu tidaklah berlaku bagi sebagian masyarakat, atau bahkan tidak berlaku bagi sebagian besar orang Indonesia. Laki-laki yang jadi idola di negeri ini adalah lelaki yang tenar dan banyak uang. Para wanita pun berlomba-lomba mendapatkan pria yang tenar dan berduit, masalah moral, kejujuran, keperkasaan, apalagi masalah keberanian memberantas kejahatan, itu tak masuk kriteria. Fenomena ini bukanlah hal yang aneh, hanyalah satu contoh nyata bahwa antara idealisme dan realita pasti terdapat ruang pemisah. Lalu, apa donk buktinya kalo wanita Indonesia itu lebih peduli uang dan ketenaran ketimbang moral. Berikut hanyalah dua contoh nyata yang sudah umum, jikalau kita mau jujur membuka hati, mata, dan telinga, pasti kita bisa melihat lebih banyak bukti lagi. Sebut saja seorang putri Solo yang masih belia menikah dengan seorang pejabat POLRI yang memiliki aset miliaran rupiah. Padahal sudah jelas bahwa bapak pejabat ini sudah berumur setengah baya dan sudah berkeluarga, punya istri punya anak. Tapi kenapa si putri Solo yang masih begitu muda, yang masih punya banyak harapan dan kesempatan guna mencapai cita-citanya harus menyerah begitu saja. Seolah-olah menutup mata terhadap kenyataan bahwa sang pejabat telah sembunyi-sembunyi menikah dengannya. Bersama-sama menjaga rahasia busuk yang pada akhirnya juga meluber. Memang, si putri Solo bukanlah satu-satunya pihak yang bersalah. Mungkin ada alasan tertentu yang membuatnya harus menyerah dan mengorbankan idealismenya. Dan yang jelas, dia juga tak sendiri, banyak teman seperjalanannya. Dalam kasus ini, si Bapak pejabat juga jelas-jelas bersalah, dan proses peradilan telah membuktikannya, termasuk tindak korupsinya yang tak tanggung-tanggung. Fenomena yang tak kalah menarik adalah kasus mantan vokalis Peterpen yang tersohor itu. Media telah menyebutkan bahwa pria tampan ini sudah punya istri dan anak. Disebutkan pula bahwa sang vokalis telah menceraikan istrinya. Bermain dengan banyak wanita, dan yang paling parah, meniduri istri orang lain. Jelas-jelas sang vokalis ini telah buta mata hati dan perasaannya. Tak mau tau bagaimana perasaan seorang suami jika istrinya ber-seks ria dengan lelaki lain. Hanya lelaki gila yang perasaannya tak hancur lebur melihat sang istri berlaku demikian. Tetapi, kembali lagi, kesalahan tentu tidak hanya berada pada sang vokalis. Wanita-wanita yang telah bermain dengannya juga tak kalah bejat. Lalu, bagaimana dengan para perempuan yang mengidolakannya? Mungkin ada jutaan wanita Indonesia yang mengidolakan, mengelu-elukan, atau nge-fans pada vokalis tampan nan tenar dan bergelimang rupiah ini. Mungkin hanya masalah kesempatan saja yang membuat mereka tak dapat turut bermain. Terus, apa hubungannya dengan korupsi? Setiap laki-laki pasti punya keinginan untuk menjadi tenar, kaya, dan menjadi idola kaum hawa  (termasuk pasangannya). Ada yang berusaha mencapainya dengan kerja keras, melalui berbagai profesi dan bidang usaha, berkorban waktu, tenaga, dan uang. Tetapi, tak sedikit pula yang ingin mendapatkannya secara instan, tanpa harus bekerja keras, tanpa pengorbanan waktu dan tenaga. Salah satu caranya adalah dengan nekat KORUPSI. Kenapa gak malu? Karena lelaki ksatria, jujur nan bermoral itu bukan lagi kriteria "pria idaman wanita". Ibaratnya: Spiderman pun tak kan laku kalau tak punya 'rekening gendut'. Demikian analisa dangkal dari seorang yang sedang belajar hidup. Saya yakin, tak semua laki-laki maupun perempuan Indonesia memiliki pribadi seperti yang tersebut diatas. Bagi yang tidak, tentu tak perlu bersedih. Hanya tertawa melihat kenyataan yang sedikit lucu? Think Positive, and Positive Things Will Come. Sumber: http://terpinkal.wordpress.com/ Gudang humor segar, kocak, dan bersih: bebas SARA bebas PORNO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline