Lihat ke Halaman Asli

genial arasy

Content Writer

Menanti "Resep Racikan Manis" ala STY

Diperbarui: 13 Januari 2024   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skuad garuda telah mendarat di Qatar untuk bersiap menghadapi Irak pada laga perdana grup D gelaran Piala Asia 2023 Qatar, dengan mengusung predikat skuad termuda dan minim pengalaman internasional, serta peringkat FIFA terburuk dari 32 peserta tidak membuat tim nasional Indonesia minder, skuad garuda justru memasang target lolos keputaran berikutnya. Jika berhasil mewujudkan, maka Indonesia akan menciptakan sejarah perdana, apalagi dengan predikat skuad termuda.

Indonesia membawa skuad dengan rata-rata usia 24,33 tahun pada gelaran Piala Asia 2023 Qatar, kendati bukan tanpa resiko mengingat mayoritas pemain Indonesia tergolong minim pengalaman berkompetisi di level Asia.

Sebagai catatan yang perlu diperhatikan sejumlah pemain tim nasional saat ini berhasil menorehkan prestasi emas SEA Games 2023 dan menjadi finalis Piala AFF 2020 akan tetapi hal ini tidak lantas dapat dijadikan patokan untuk dapat bersaing secara kompetitif di level Asia. Apalagi, skuad Indonesia telah lama absen dari gelaran Piala Asia, yang tentu membuat Indonesia buta peta kekuatan di level kontinental tersebut.

Hal ini jelas terlihat dari performa buruk anak asuh STY pada pada dua laga awal Kualifikasi Piala Dunia 2026 menghadapi Irak dan Filipina. Rizki Ridho dan kawan-kawan bukannya sukses mengamankan 4 point yang menjadi target, mereka justru dibuat susah payah dengan hanya mendulang 1 poin dari hasil menahan imbang Filipina di kandangnya.

Kendati demikian, dukungan masyarakat Indonesia serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk meningkatkan kualitas permainan tim nasional Indonesia nampak tidak pernah surut, salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melakukan TC serta naturalisasi pemain keturunan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas dan standart penampilan tim nasional.

Pemain keturunan yang di naturalisasi seperti Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Justin Hubner telah merasakan persaingan elite di level yunior di kompetisi eropa sementara sosok yang lebih senior seperti Sandy Walsh dan Shayne Pattynama juga sudah rutin merasakan pertandingan tingkat tinggi di liga top Eropa.

Sementara Jordi Amat, yang merupakan pemain tertua skuad Indonesia di gelaran Piala Asia 2023 Qatar merupakan andalan tim raksasa Malaysia, Johor Darul Ta'zim yang saat ini bersaing di Liga Champions Asia. Kehadiran para pemain keturunan melalui naturalisasi inilah yang kemudian membuat STY dan PSSI memasang target lolos babak 16 besar di Piala Asia 2023 Qatar 2023.

Jika hal ini terwujud maka akan menjadi capaian terbaik skuad garuda, mengingat dalam 4 gelaran sebelumnya yakni di tahun 1996, 2000, 2004, dan 2007, skuad garuda hanya mampu menorehkan hasil terbaik menjadi peringkat ke tiga. Tentunya kita semua berharap skuad Garuda mampi memberikan kejutan melalui "resep racikan" STY dalam memadukan pemain naturalisasi di kerangka tim.

"Memang secara keseluruhan kami sudah melakukan regenerasi. Jadi, saya yakin sepak bola Indonesia bisa berkembang jika kami bisa berprestasi di Piala Asia dengan pemain-pemain muda. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan pemain dan membuat prestasi bersama pemain-pemain muda ini." ujar STY di Doha, Qatar, Selasa (9/1/2024).

Daun Muda

Kendati berusia muda, beberapa pemain Indonesia tercatat pernah dan sedang berkarier di luar negeri, Marselino Ferdinan misalnya, saat ini tercatat bermain untuk KMSK Deinze di Belgia, Asnawi Mangkualam membela Jeonnam Dragons di Liga 2 Korea Selatan 2022, sedangkan Pratama Arhan memperkuat Tokyo Verdy di Liga 2 Jepang periode 2021-2022.

Selain itu, masih ada Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang sempat merasakan kerasnya kompetisi Eropa Timur, kendati saat ini keduanya telah bergabung di klub liga 1. Akan tetapi, kendati beberapa pemain saat ini berkarier di luar negeri, STY sendiri mengaku kondisi pemain yang bermain di luar negeri kurang ideal mengingat mereka lebih banyak mengisi bangku cadangan atau bermain di kompetisi tim pelapis, bukan bertanding untuk tim utama, khususnya dialami Arhan Pratama dan Marselino Ferdinan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline