Lihat ke Halaman Asli

genial arasy

Content Writer

Piala Asia 2023 Qatar, Saat Terbaik Mengulang Memori Indah Piala Asia 2007 dan 1996

Diperbarui: 11 Januari 2024   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

skuad Piala Asia 2007 (goal.com)

Untuk kembali berkompetisi di ajang Piala Asia yang saat ini akan digelar di Qatar, skuad garuda harus menunggu lebih dari 15 tahun. Kali terakhir berkompetisi di Piala Asia, skuad garuda tampil pada edisi 2007 lalu. Sebagaimana kita ketahui performa skuad garuda di 2007 dapat dikatakan adalah performa terbaik keikutsertaan tim nasional Indonesia pada gelaran Piala Asia.

Kala itu, skuad garuda yang diasuh Ivan Kolev berhasil menorehkan tiga poin, poin yang setara pada gelaran Piala Asia China 2004, akan tetapi catatan selisih gol Indonesia paling baik. Sebab saat itu Indonesia mencatatkan selisih -1 gol.

Pada tiga perhelatan Piala Asia sebelumnya, skuad garuda mengemas selisih gol yang lebih buruk yaitu -4 di Piala Asia 1996 UEA, minus -7 pada gelaran Piala Asia 2000 Lebanon, dan -6 pada gelaran Piala Asia 2004 China.

Syamsuddin Umar, yang saat itu menjabat sebagai asisten pelatih Indonesia di gelaran Piala Asia 2007, mengenang kesempatan membantu pelatih asal Bulgaria, Ivan Kolev. Itu merupakan salah satu pengalaman paling berkesan dalam karier kepelatihannya.

Syamsuddin Umar turut menjelaskan bahwa, performa terbaik Indonesia di Piala Asia 2007 tidak semata karena bermain di kandangnya sendiri. Sebaliknya, kesempatan di hadapan pendukung sendiri, katanya, bisa menjadi bumerang karena ekspektasi besar dari penggemar.

Demi memaksimalkan dukungan fans saat itu, PSSI menggelar pemusatan latihan selama dua bulan di dalam negeri, serta melakoni beberapa laga uji coba diantara melawan timnas Hong Kong, Singapura, dan Jamaika di Jakarta.

"Terlepas dari hasil akhir yang diraih tim nasional ssat itu, persiapan latihan dan uji tanding itu sangat bagus untuk membangun chemistry antarpemain, harmonisasi tim, serta mengembangkan keinginan Kolev di lapangan," ujar Syamsuddin.

Selain itu, Syamsuddin juga beranggapan bahwa dukungan pemerintah disaat itu cukup besar, presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para pemangku kebijakan serta suporter tim naional nampak selalu memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Kami tidak sulit memotivasi pemain karena kami saksikan betul perhatian pemerintah saat itu benar-benar luar biasa. Ketika itu, Pak Presiden (SBY) datang ke latihan dan menyaksikan langsung pertandingan. Kami juga melihat lautan pendukung beratribut Merah Putih ketika menuju stadion sehingga semua pemain tidak ingin mengecewakan dukungan itu," kata Syamsuddin, eks pemain PSM Makassar dan Makassar Utama.

Pada gelaran Piala Asia 2007, Indonesia sebenarnya membuka kesempatan untuk dapat melaju ke babak 16 besar Piala Asia, Indonesia mengawali perjalanan dengan menumbangkan Bahrain dengan skor tipis 2-1. Peluang Indonesia untuk lolos ke fase gugur terbuka jika dapat menahan imbang Arab Saudi pada laga kedua. Sayangnya, skuad garuda harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor 1-2.

"Target kami untuk menahan imbang Arab Saudi untuk dapat membuka peluang lolos ke delapan besar, tetapi kesalahan kecil di akhir laga membuyarkan satu poin berharga. Pengalaman itu semoga bisa dipahami oleh skuad timnas di Piala Asia 2023 karena di level Asia setiap kesalahan akan merugikan tim," ucapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline