Lihat ke Halaman Asli

genial arasy

Content Writer

Kilas Balik Rival: Vietnam dan Perkembangan Sepak Bola

Diperbarui: 6 Januari 2024   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pemain timnas Indonesia, Marselino Ferdinan Philipus berebut bola dangan pemain timnas Vietnam, Nguyen Hoang Duc. (Foto: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Menyambut gelaran Piala Asia Qatar 2023, penulis menghadirkan rubik kilas balik yang memuat artikel mengenai calon lawan tim nasional Indonesia pada ajang bergengsi negara se-benua Asia tersebut.

Sebelum menulis mengenai Vietnam, penulis sudah sempat menulis artikel mengenai Irak sebagai calon lawan Indonesia pada artikel yang berjudul "Kilas Balik Rival: Irak, Super Power, dan Isu Suap".

Jika berbicara mengenai perkembangan sepak bola, maka Vietnam merupakan tolak ukur yang tepat bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Dengan melihat perkembangan sepak bola Vietnam, publik dapat mengetahui bahwasannya perkembangan sepak bola Indonesia jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan pesepakbolaan Vietnam.

Sebagaimana kita ketahui, Vietnam baru serius membina sepak bola mereka di medio 1980, setelah unifikasi dua negara, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan pada 2 Juli 1976. Sementara Indonesia, telah jauh lebih dahulu baik secara tim nasional maupun klub sepak bolanya menjalani pertandingan sepak bola dan berpartisipasi dalam turnamen sepak bola international, bahkan dari medio tahun 1950an.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan capaian saat ini, Vietnam dapat dikatakan berada di atas Indonesia dengan mengemas dua trofi Piala AFF dan mampu tampil di perempat final Piala Asia, sedangkan tim nasional Indonesia, untuk menjadi kampiun di level Asia Tenggara pun masih sebatas mimpi.

Tim nasional Indonesia U-22 dalam penampilan di SEA Games 2023 (voi.id)

Jejak Rivalitas

Persaingan Vietnam dengan Indonesia dapat mulai diketahui ketika kedua tim turun mengikuti Turnamen Sepak Bola NEFO (New Emerging Forces) yang berlangsung dilangsungkan di Pyongyang, Korea Utara, Agustus 1965. 

Pada turnamen yang diikuti enam peserta itu, Vietnam yang saat itu masih bernama Vietnam Selatan berhasil menduduki peringkat ke ketiga di bawah Korea Utara dan China, sementara Indonesia mengakhiri kompetisi di peringkat kelima atau hanya satu tingkat lebih baik dari Kamboja yang duduk di posisi buncit.

Kendati lebih buruk dalam capaian peringkat akhir, timnas Indonesia sukses mencatatkan kemenangan 2-1 di kompetisi tersebut. Setelah penampilan impresif di Turnamen Sepak Bola NEFO, Vietnam Selatan sukses merengkuh gelar juara Merdeka Games 1966 di Malaysia dan menjadi satu-satunya gelar juara bergengsi milik Vietnam Selatan dibawah asuhan pelatih asal Jerman, Karl Heiz Heigang.

Pasca kejayaan Vietnam Selatan di ajang Merdeka Games 1966, Indonesia sempat bertemu enam kali menghadapi Vietnam Selatan di seluruh ajang international. Pada Desember 1966, pada ajang Asian Games Bangkok tim nasional Indonesia harus puas bermain imbang tanpa gol menghadapi Vietnam Selatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline