Pernah menonton film “The Magnificent Seven”? Saya yakin sedikit diantara kita yang pernah menonton film yang sudah berumur setengah abad yang lalu itu. Saya sendiri hanya bisa membaca sekelumit resensi film Hollywood tersebut. Hehehe…
Pada film tersebut, diceritakan tentang sebuah kota yang mendadak kacau oleh ulah segerombolan penjahat yang membuat resah dengan merampok dan menjarah. Tak terima dan muak dengan keadaan itu, warga kota akhirnya membentuk kelompok tandingan untuk memerangi para bandit tersebut. Berisikan tujuh pengembala terbaik dan terlatih, mereka berhasil menumpas habis puluhan anggota perampok. Namun diakhir cerita, empat dari tujuh koboi tersebut tidaklah selamat.
Benar, ada hubungan antara film “The magnificent Seven” dengan kompetisi Serie A, kompetisi top level dari negeri Spagetti itu. Berbeda dengan kompetisi negara lain yang hanya menempatkan 4 atau 2 tim sebagai kandidat juara, bagi pecinta dan pemerhati Serie A, kita tentu mengenal dan masih ingat istilah “Il Sette Magnifico” (Tujuh Tim Terbaik) yang popular pada pertengahan tahun ’90 an. Dimana tujuh tim terbaik tersebuat adalah Juventus, AC Milan, FC. Internazionale, AS. Roma, SS. Lazio, Fiorentina dan AC. Parma, bersaing memperebutkan "Scudetto". Pada dekade ’90 an juga Seri A menjadi Kompetisi nomor wahid di dunia, dengan tak jarang menempatkan tim-tim italia merajai kompetisi eropa. Namun pada awal millennium baru gaung “Il Sette Magnifico” tak lagi berada pada masa kejayaannya seiring terdegradasinya dua anggota mereka Fiorentina dan AC. Parma terkait kebangkrutan akibat krisis ekonomi yang menerpa Italia. Disusul Juventus yang harus rela menjalani satu musim Kompetisi kasta kedua Serie B pada tahun 2006 akibat skandal Calciopoli yang dituduhkan pada mereka.
Selang beberapa tahun menjelang, Fiorentina kembali dengan eksistensinya bersama pelatih muda berbakat Vicenzo “The Aeroplane” Montella, dan kelahiran kembali Napoli dengan sepakbola impresifnya mampu menggantikan posisi AC. Parma dalam susunan “Il Sette Magnifico”
Menurut pengamatan saya, Tentu Juventus lah yang menempati urutan teratas dalam perburua tersebut, disamping mereka adalah juara bertahan mereka juga aktif mendatangkan pemain “Grade A” pada bursa transfer kemarin. Disusul AC. Milan yang meski terseok –seok pada awal kompetisi namun Milan dikenal dengan tim lambat panas, melempem diawal musim namun mampu “Garang” di pertengahan sampai akhir musim, ditambah lagi kembalinya Ricardo kaka yang bisa memanjakan Duet striker mereka Mario Balotelli dan Stephen El sharawy. FC. Internazionale berada pada posisi ketiga dalam perburuan Scudetto bersama pelatih barunya Walter Mazzari yang musim kemarin sukses bersama “I Partenopei” Napoli.
Namun, sepakbola bagaikan sebuah drama, selalu ada kejutan dengan pernak pernik yang tidak bisa diprediksikan sebelumnya. Dan kejutan itu bernama AS. Roma, hingga pekan ke enam tim yang berjuluk “I Giallorossi” itu masih nangkring sebagai “Capolista”, awal yang terbilang mengagumkan, dengan memenangi 100% dari enam laga yang dilalui, AS. Roma telah menjebol gawang lawan sebanyak tujuh belas kali dan baru kemasukan satu kali, sebuah pencapaian yang tidak bisa dibilang kebetulan.
Alhasil, Terlalu dini untuk menebak posisi klasemen diakhir kompetisi yang masih menyisakan 32 pekan lagi. Konsistensi, kekompakan, dan mental sangatlah berperan dalam performa tim hingga 19 mei 2014 mendatang.
Menarik untuk dinantikan, sebagaimana dalam film “The Magnificent Seven”, Siapa dari tiga tim yang mampu survive dan mendapatkan tiket otomatis Liga Champion mewakili kompetisi elite Serie A di akhir musim nanti.
Perlu diingat, Jangan Nonton bola tanpa menyalakan TV... :-)
Forza Serie a!!!! Glorie Il sette Magnifico!!!