Lihat ke Halaman Asli

Gene W Widjaja

Property Marketing Development | Green, Ecology and healthy Lifestyle

Bisnis Setelah New Normal? Kita Harus Bagaimana?

Diperbarui: 7 Juni 2020   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pandemi Covid-19, sulit berakhir, masalahnya satu, bahwa kita masih harus berjuang demi roda ekonomi pribadi masing-masing bisa berputar. Meskipun kita tau kuncinya adalah disiplin pribadi.

Ya memang antagonis, antara 'harusnya' dan 'tetap harus'... ini menjadi peer baru yang harus dipikirkan pemerintah, pelaku bisnis, organisasi bisnis, komunitas dan pribadi kita masing-masing. Maka munculkan istilah "New normal", sebagai karakteristik baru ekuilibrium perilaku sosial-ekonomi, sebuah tatanan yang mau tidak mau dijalankan untuk tetap bisa kegiatan sehari-hari berjalan, belajar, bisnis, kerja, pelayanan sosial, dsb.

Sebenarnya, apa hakekatnya kaitan dunia bisnis?

Munculnya generasi-generasi baru pesaing, atau penantang di market global. Pasar atas pelanggan-pelanggan baru, dengan perilaku belanja baru inilah yang akan sangat diperebutkan, dan akan menjadi salah satu peluang pertumbuhan bisnis/perusahaan di masa depan. Beberapa tantangan yang harus dihadapi para pebisnis/manajer atau siapapun di tahun-tahun mendatang adalah menentukan, membantu membuatkan skenario, dan membuat perhitungan- perhitungan strategi yang matang, yang mana akan membantu memenuhi tantangan itu.

Beberapa artikel saya pernah baca, bahkan mengatakan negara-negara Asia khususnya asia tenggara, Amerika Latin, dan Eropa Timur yang sebelumnya hanya dipandang sebagai sumber tenaga kerja murah, muncul sebagai pasar yang signifikan dan dilirik karena memiliki ratusan juta konsumen baru, dan menjadi target pasar yang potensial, dimana, merka adalah pasar yang sedang naik ke kelas menengah.

Liberalisasi bisnis, dimana ekonomi dunia, dan kecepatan luar biasa di China dan India telah tumbuh memberikan bukti atas kontribusi yang signifikan terhadap tahun-tahun meledaknya bisnis saat pra-resesi. Berkat meningkatnya permintaan dan produksi global, banyak perusahaan mencapai tingkat profitabilitas yang tinggi. Mereka memiliki keuntungan karena berbasis di pasar yang tumbuh cepat secara komparatif yang belum pernah mengalami kerusakan yang sama seperti kebanyakan negara maju. 

Dengan memanfaatkan keunggulan biaya dan kemampuan teknologi yang berkembang, para penantang global ini akan meningkatkan tekanan kompetitif yang mereka berikan pada merek-merek mapan. 

Globalisasi akan merubah akan mengharuskan pebisnis memikirkan kembali seluruh pendekatan mereka terhadap bisnis, dari penelitian dan pengembangan dan desain produk hingga manufaktur, penjualan, pemasaran, perpajakan, distribusi dan bahkan hubungan pemerintah berkaitan regulasi yang ditetapkan.


Pola pikir cepat tanggap, yang mampu merespons tantangan pasar global yang cepat berubah perlu dikembangkan.

Siapkah, para pengusaha kita? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline