Lihat ke Halaman Asli

Universalitas Cinta

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Amirullah Arsyad: "cinta adalah ketika kau dan aku menjadi kita". Mendefinisikan kata "cinta" tidak semata-mata mengkalkulasikan semua pendapat subjektif dari setiap orang. Ada yang mengatakan bahwa cinta itu abstrak, namun jikalau demikian mengapa sesuatu yang abstrak itu dapat menggerakkan objek yang rill ? Bukankah sesuatu yang tidak memiliki tidak dapat memberikan. Contoh sederhana, bagaimana mungkin saya mengajar matematika jika saya tidak mempunyai pengetahuan tentang matematika. Demikian pula dengan cinta, apakah keabstrakan cinta -menurut pendapat mayoritas- dapat menyentuh sesuatu yang mempunyai realitas objektif, seperti manusia. Sehingga dari pandangan saya cinta merupakan sesuatu yang rill dan dapat dilihat secara empiris maupun metasfisis. Daniel Goleman: "cinta adalah salah satu dari macam emosi yang berupa: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan". Setiap gerak yang kita lakukan baik individual maupun sosial merupakan aktualisasi dari cinta. Bukan hanya perjuangan individu untuk bergabung dengan individu lain tapi setiap kegiatan yang berfokus pada diri sendiri pun merupakan pengejawantahan dari cinta. Perilaku destruktif yang terjadi juga merupakan bentuk dari cinta, yaitu cinta terhadap hal-hal yang negatif. Sepintas terlihat hal yang kontradiksi dari aktualisasi cinta tersebut, disatu sisi membawa keindahan dalam gerakan, di sisi lain perbuatan negatif yang berdampak merusak adalah bagian dari cinta. Ini merupakan epistemologi yang sangat salah ! Analogi sederhananya, saya memberikan sebuah pisau kepada anda, pertanyaan selanjutnya adalah apakah anda akan menggunakan pisau tersebut memasak -memotong sayur-sayuran dan sebagainya- atau anda akan datang dan menusuk jantung saya ? Cinta merupakan zat yang Tuhan ciptakan yang menjadi dasar dari setiap pergerakan manusia, selanjutnya merupakan pilihan kita apakah zat tersebut akan kita manfaatkan untuk kesempurnaan atau sebaliknya. Kesalahan bukan terletak pada cinta dan sifat-sifatnya, tapi pilihan yang kita lakukan tanpa pengetahuan mengenainya. Sternberg: "cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline