Lihat ke Halaman Asli

Gendhis Kayana

Alam, kopi, buku, budaya, kiddos

Rumah Budaya Madiun

Diperbarui: 8 April 2023   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Akhir Maret, kami baru kembali dari Madiun...,  nyekar ke Magetan.

Kali ini kami meluangkan beberapa hari di Madiun, dan baru kembali ke Serpong setelah terlebih dahulu mampir ke Solo, mengunjungi Pak De dan Bu De, Om Tante di Solo. Kebetulan keluarga dari nenek masih beberapa keluarga yang tinggal di Solo.

Jadi kami kembali ke Jakarta dengan Kereta Senja Utama, setelah hampir mungkin duapuluh tahun, tidak naik kererta Senja Utama, rasanya senang juga.

Oh... sang waktu....cepat sekali....

Banyak cerita dan senang sekali, karena kali ini kami sempat mampir-mampir dan berkunjung ke handai taulan.

Ayah saya sempat mengunjungi beberapa temannya baik yang di Madiun maupun di Solo dan mereka senang sekali.

Berbagi sedikit cerita dan gambar dalam tulisan ini, yang  saya tuliskan dengan meramu  pengetahuan saya yang terbatas tentang sejarah  dan liputan sepupu saya, yang notabene kami beda generasi. 

Madiun, sekarang makin cantik, rapi dan bersih. Jalan Pahlawan berdandan cantik sekali. Trotoar yang rapi dengan kursi-kursi taman dan lampu jalan yang cantik. Bikin pangling.

Berjalan-jalan ke Madiun, pasti melewati Alun-Alun Kota Madiun, dulu... waktu saya kecil tempat main paling favorit untuk saya. Alun-alun Madiun, terletak di dekat Mesjid Besar Madiun, dekat gang Kauman. Yaa.... kami dulu tinggal di daerah Kauman, di jalan Kolonel Marhadi. Alun-alun adalah tempat saya  belajar naik sepeda dan juga akhirnya bermain sepeda, jalan-jalan, melihat pasar malam, menemani Mama jalan pagi, merayakan 17 Agustusan, melihat karnaval dan lain sebagainya.

Alun-alun Kota Madiun dan jalan Kolonel Marhadi juga banyak berubah. Salah satunya adalah sebuah bangunan rumah berwarna putih yang sangat besar dan dulu setiap hari sepulang sekolah, selalu saya lewati.

Saya hanya tahu bahwa itu dulunya  adalah Sekolah Asisten Apoteker (SAA), mungkin kalau sekarang disebut, Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Farmasi,  namun kemudian sekolahnya ditutup dan bangunannya  tidak digunakan lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline