Lihat ke Halaman Asli

Gendhis Kayana

Alam, kopi, buku, budaya, kiddos

Perabot Multi Fungsi atau Estetika?

Diperbarui: 19 Juli 2022   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri : Majalah IKEA

Tumbuh besar di kota kecil dan dari keluarga pedagang, memiliki rumah yang hanya rumah dan bukan rumah yang berfungsi ganda, toko dan rumah, adalah hal yang tidak pernah muncul dalam benak kami di masa kecil.

Itulah salah satu sebab, saat kami mulai tumbuh dewasa, kami yang tidak cukup terbekali dengan pengetahuan estetika, seni dan tataletak, pula dengan luas ruangan yang terbatas, mulai mengisi rumah kami lebih dengan memperhatikan harga dan  fungsi dari perabot atau Furnitur yang akan kami gunakan.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman, dimana akses untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan menjadi lebih terbuka melalui berbagai media, baik buku, majalah, koran dan kemudian internet, perlahan kami mulai mendapatkan pengetahuan tentang hal-hal yang sebelumnya asing untuk kami, termasuk di dalamnya tentang fungsi, desain dan tataletak furnitur yang ternyata akan mempengaruhi kenyamanan kita dan kualitas hidup kita, mungkin juga sekarang populer dengan istilah our wellbeing.

Selera, juga berpengaruh banyak pada saat memilih funitur. Ada yang menyukai meubel klasik kayu jati, ada yang suka kayu mahoni,  ada yang suka dari bahan besi dan lain sebagainya.

Beberapa tahun yang lalu, tepatnya sekitar Agustus 2017, di Indonesia dibuka gerai IKEA yang pertama, di daerah Alam Sutra, Tangerang, tepat di pinggir jalan tol. Besar sekali. Iconic. Terlihat jelas logonya dari pinggir jalan tol.

Mengenang kembali saat itu...

Wah ramainya bukan main. Tepatnya heboh. Tempat parkir sampai tumpah ruah, luber, sampai ke pinggir ruas jalan tol.

Mulai dari makanan yang di jual di gerai makanan, sampai aneka Furnitur yang sangat menarik, baik dari sisi Fungsi maupun Estetika.

Keluarga kami pun kala it menyempatkan diri ikut jalan-jalan melihat-lihat, cuci mata, saat keramaian sudah cukup reda.

Ayah saya sangat senang melihat berbagai Furnitur yang bisa dilipat, seakan begitu flexible ditekuk-tekuk. Beliau suka membuat sendiri beberapa perkakas dan perabot di rumah. Jadi bisa lama sekali mengamati siku-siku, dan tekukan - tekukan di tiap sisi.

Keluarga adik saya yang perempuan, mereka sekeluarga, rela menabung untuk membeli beberapa furnitur di IKEA yang ringkas dan bisa 'nempel' tembok, biar ringkes, gitu bahasa mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline