Setelah sekian lama.... Selasa siang kemarin hadir kembali, donut cantik untuk teman minum kopi sore.
Tradisi membawa donut sebagai salah satu jajanan untuk gaji pertama atau hari terakhir bekerja, telah berjalan belasan tahun di kantor kami.
Hari ini ada seorang teman kantor yang akan terakhir bekerja di kantor kami, dan akan memulai petualangan baru dengan bekerja mandiri.
Saya sejak kecil sangat menyukai donut. Jaman dulu, donut tidak se-atraktif sekarang penampilannya.
Di kampung kami dulu, hanya ada donut meses dan donut gula halus.
Mama sering membelikan untuk kami dari mbak penjaja jajanan yang berjalan keliling dengan menggendong dua susun rantang versi jumbo atau mungkin tepatnya tenggok aluminium, dengan kain, dan berjalan keliling tiap hari di jalan-jalan raya yang ada di kota kecil tempat kami tinggal.
Wadah dengan diameter sekitar 40 cm itu berisi aneka jenis kue tradisional maupun roti dan sejenisnya, akan diturunkan dari gendongan dan di sajikan seperti 2 buah nampan di hadapan kami, dan selalu membuat kami girang, antara keasyikan dan kebingungan, mau pilih yang mana, karena masing-masing hanya boleh memilih satu jenis jajanan 😄.
Donut, sangat populer di berbagai negara, terutama di USA, Canada, dan Australia yang menjadi pasar terbesar untuk donut.
Di Indonesia sendiri, banyak sekali produsen donut, baik dalam skala produksi rumahan, ataupun mass production, skala industri besar.