Lihat ke Halaman Asli

Gendhis Kayana

Alam, kopi, buku, budaya, kiddos

Belajar Gaya Hidup Minimalis ala Orang Jepang

Diperbarui: 22 Januari 2022   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

"Life trully begins only after you have put your house in order" - Marie Kondo

Nah...

Ceritanya berawal mungkin 3 tahun yang lalu, saat adik saya membawa anaknya yang mulai tumbuh menjadi gadis kecil berkunjung ke rumah saya...dan mereka berdua asyik melakukan 'hunting' berbagai barang, yang menurut mereka masuk kategori pernak pernik antik dan unik, padahal menurut saya biasa saja ha ha ha...

Adik saya mulai bercerita, dia mulai belajar untuk merapikan barang di rumahnya, dengan cara mulai melakukan pengelompokan, penyortiran dan membuang barang-barang yang tidak atau kurang bermanfaat.

Ada wanita Jepang lagi  nge-trend waktu itu, Marie Kondo, hebat dia, tekniknya sederhana, tapi semua barang di rumah jadi ringkes, rapi, rumah jadi lega... sungguh nyaman ...begitu celotehnya kala itu.

Saya hanya diam, menyimak dan melongo mendengarkan... karena sungguh aku tak kenal, mendengar namanya pun baru kala itu. Tapi saya tak berani bilang kepada adik saya, karena saya tak mau mendengar komentarnya yang akan muncul, 'aduhhhh nggak tahu yooo, ndeso tenan kowe, ketinggalan jaman, gimana sih...bla bla bla bla...'

Setelah mereka pulang, maka saya pun menyempatkan diri,  mencari eyang Google dan... sungguh terkejut... Wowwwww...sesuatu banget nih!

Kok bisa ya... lemari pakaian rapi, ringkes dan sedikit banget barangnya... termasuk sedikit banget warna-warna yang ada di dalamnya, dan yang adapun senada, satu tone warna, yaitu : putih, krem, kuning muda, coklat.

Begitu pula warna perabotnya.

Beda sekali dengan saya, banyak sekali pernak-pernik juga lengkap sekali warnanya, mau warna apapun rasanya ada...

Terpesona dan terinspirasi, saya mulai mencari tahu, dan kebetulan kala itu saat saya jalan-jalan di toko buku (ohhhh rindunya akuuu jalan-jalan di toko buku, secara ini kebiasaan dari kecil sejak saya masih tinggal di kampung, bahagia itu adalah ke Surabaya atau Solo, karena ayah akan selalu membawa kami ke toko buku Gramedia, dan   ngetem di situ, di lorong -lorongnya), saya menemukan buku ini...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline