Lihat ke Halaman Asli

Kepedulian Publik Terhadap Pemberitaan Perubahan Iklim Pada Media Online

Diperbarui: 23 Mei 2022   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perubahan iklim semakin intensif,suhu global semakin meningkat menyebabkan cuaca ekstrem dan sulit ditebak,sehingga menjadi ancaman terbesar bagi keberlangsungan makhluk hidup di planet bumi. Peningkatan suhu dan perubahan iklim berbeda – beda diseluruh dunia dan menjadi salah satu kekhawatiran masyarakat dunia. Karena, perubahan iklim bisa memberikan dampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Indonesia yang memiliki dua musim yaitu musim panas dan hujan, akhir – akhir ini semakin tidak bisa diprediksi kondisi kehadiran kedua musim tersebut. Di satu wilayah,mungkin terjadi hujan secara terus – menerus yang disertai angin kencang dan angin puting beliung bahkan sampai menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Sementara di wilayah lain terjadi kemarau berkepanjangan,hingga menyebabkan kekeringan ladang dan sawah petani serta sumber mata air masyarakat,belum lagi terik matahari yang tinggi mengakibatkan suhu panas cukup  ekstrem dirasakan masyarakat bahkan sampai menyebabkan kebakaran hutan. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan perubahan iklim yang menjadi faktor penguat mengapa cuaca ekstrem makin sering terjadi di Indonesia.

Adapun faktor – faktor penyebab perubahan iklim dunia antara lain :

Pemanasan Global.Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata – rata atmosfer,laut dan daratan bumi yang diakibatkan oleh peningkatan suhu permukaan bumi oleh gas emisi karbondioksida yang berasal dari aktivitas manusia salah satu penyebeb terjadinya pemanasan global adalah efek rumah kaca.

Tahun 2021 adalah tahun terpanas keenam dalam sejarah pencatatan cuaca, menurut analisis suhu global yang dirilis oleh dua lembaga pemerintah AS hari Kamis (13/1). Data terbaru iklim global itu disusun oleh badan antariksa NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration, NOAA.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih dari 17.500 pulau. Bentuk negara kepulauan adalah daratan yang bersinggungan dengan laut. Bentuk geografis ini menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat pesisir yang tinggal di sepanjang garis pantai Indonesia. Umumnya, masyarakat pesisir berprofesi sebagai nelayan. Mereka menggantungkan kehidupannya pada hasil tangkapan ikan.

Bentuk geografis Indonesia ini menjadikannya rentan terhadap dampak Pemanasan Global. Akibat pemanasan global, es di kutub-kutub bumi secara perlahan tapi pasti mencair sehingga menambah volume air laut yang yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut dan gangguan terhadap kadar garam air laut dan gangguan terhadap arus laut.

Kerusakan Lingkungan.Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksplorasi intensif (berlebihan) terhadap sumber daya alam, terutama hutan dan bahan tambang yang akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. 

Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia.Naess (1993) salah seorang penganjur ekosentrisme dan deep ecology pernah menyatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental dan radikal cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam lingkungannya. 

Tindakan praktis dan teknis penyelamatan lingkungan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata bukan merupakan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang bukan hanya orang perorang, akan tetapi harus menjadi semacam budaya masyarakat secara luas. Dengan kata lain dibutuhkan perubahan pemahaman baru tentang alam semesta yang bisa melandasi perilaku manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline