Lihat ke Halaman Asli

Om Garong: Kependudukan antara RT, Juniarsih, dan Ayu

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir teh manis hangat menambah hangat pagi

Sudah tiga hari ini aku memulai kehidupan ditempat yang baru. Aku masih disibukkan dengan penataan tempat tinggalku yang baru. Capek rasanya jika mengingat masih ada tiga sound system dan dua gitar listrik yang belum dikeluarkan dari kardusnya. Itupun belum semua perlengkapan dipindahkan. Masih ada kendang dan keyboard yang tertinggal di kontrakan yang lama.

Selepas mandi, tiga buah pisang goreng, secangkir kopi hitam kapal api dan sebatang samsu mewarnai pagi. Berkaca sekali lagi, sembari merapihkan jeans kumal dan kaus "Dangdut Never Die"ku. Mumpung masih pagi, pas rasanya silaturahmi ke rumah Pak RT sembari mengurus kependudukan. Sejuk hangat pagi menemani langkahku sambil menginga-ngingat kalimat Thamrin Dahlan si super hansip kemarin sore di warung kopi Budi van Boil.

* * *

Nah! Ini dia pohon jengkol yang disebut Bang Thamrin kemarin sore di Warkop. Mungkin rumah putih itu rumah Pak RT

"Assalamualaikum.... Permisi..." Sambil mengetuk pintu rumah.

"Walaikum salam" Sosok gadis muda membukakan pintu.

"ee.... a.... I.. Ini rumah Pak RT?"

"Iya betul" Jawabnya ramah.

"S.. Saya warga baru di desa ini. Saya mau mengurus kependudukan. Pak RT ada?"

"Oh.. Bapak ada, masuk dulu mas. Duduk dulu, sebentar saya panggilkan." Berlalu masuk kedalam memanggil ayahnya.

Benar-benar pagi ini tambah hangat. Sapaan dan senyuman gadis tadi hangat sekali. Setidaknya sedikit menghilangkan dingin sikap ayah yang selalu menyambangi tiap kali ingat ayah. Bukan aku tidak menuruti permintaannya untuk kuliah di jurusan informatika. Tapi aku sudah sangat jatuh hati pada musik ini. IKJ dan dangdut adalah pilihanku. Dari kafe ke kafe manggung bersama teman-teman satu visi menghibur orang dengan musik yang katanya kampungan. Getir, perih dan pahit memang, tapi aku senang malkoninya. Setidaknya aku masih punya kebahagiaan dan ketenangan melakoninya. Tambah lagi kebahagiaanku ketika bertemu dengan Ayu waktu itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline