Lihat ke Halaman Asli

Om Garong: Batal ke Rumah RW demi Papap

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber : ibnubuslovers.blogspot.com)

Sebelumnya : Om Garong: Kependudukan antara RT, Juniarsih, dan Ayu _________________________________________________________________

Akhirnya bisa juga naik bis ini setelah hampir habis nafas karena lari mengejar. Diriku melangkah menuju baris ke lima sebelah kiri bus sambil mengumpulkan nafas. Kuperhatikan didalam bis, cukup ramai, hampir berbagai ekspresi kutemui. Kulihat gadis muda tersenyum tersipu sambil kedua matanya menatap handphone besar dengan kedua tangannya. Adapula seorang pria berkumis yang memandang kosong keluar jendela sambil mencengkram secarik kertas kuning ditangannya. Sebelum duduk aku menoleh ke sebelah kiri, kulihat pemuda dengan headset besar memejamkan mata sambil sesekali menganggukan kepalanya. Akhirnya tiba juga pada kursi empuk bis ekonomi ini. Sambil menghela nafas panjang kuingat-ingat kembali pesan mamah sambil membuka handphone nokia jadulku.

RS H.Bagur kamar 192C

* * *

Selepas dari rumah Pak RT aku kembali membongkar kardus-kardus yang masih terbungkus rapih dipojok ruangan. Tiga sound system dan dua buah gitar listrik sudah kurapihkan semuanya. Tertata sudah pada ruang tengah yang cukup besar ini. Capek dan lapar menyambangi perut. Rasanya cacing-cacing perut ini sudah mulai anarkis dalam demonstrasi menuntut realisasi makanan. Sesegera mungkin kusambar kaos hitam kebanggaanku dan celana jeans belel kesukaanku. Dengan sedikit olesan minyak wangi pada ketiak, bahu dan leher aku bersiap menuju rumah Pak RW sembari mencari makan siang dan berharap bertemu gadis manis cantik baik hati di desa ini.

Nah!! Ini dia.. Gado-gado mpok Herlina yang katanya terkenal itu

"mpok.. Gado-gadu satu mpok.. makan disini saja" "Ah.. Jangan panggil mpok.. panggil Herlina saja.." Jawabnya sedikit menggoda.

Setelah setengah batang rokok samsu habis, "Ini bang gado-gadonya" sambil mengukir senyum manis menggoda. "Makasih mpok.." "Hush.. dibilangin jangan panggil mpok.. panggil Herlina saja", sembari menggembungkan pipi dan sedikit mencibir.

Hmmmm... enak sekali gado-gadonya.. pass sekali.. cacing-cacing itu pasti sedang berpesta pora..

Baru setengah gado-gado ini kumakan, tiba-tiba lantunan lagu dangdut Abang Roni menggetarkan saku celanaku. Dengan cepat kuambil handphone dan menatap layarnya.

Mamah calling....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline