Kampung tempe adalah usaha yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Planologi ITS dengan membantu branding dan pelatihan dalam pemasaran produk tempe di kawasan tertentu. Diharapkan dengan adanya branding dan pelatihan tersebut dapat mendongkrak penjualan tempe sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan pendapatan Surabaya sendiri khususnya dibidang home industry. Kampung yang terletak di sukomanunggal, tempat para pengrajin tempe di Surabaya ini memiliki kualitas produk yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Namun dalam persaingannya, kampung tersebut masih kurang bisa membranding produknya sehingga tidak dapat berkembang. Padahal jika dilihat dari kualitas produknya, kampung tersebut memiliki produk yang berkualitas.
Program yang berawal dari potensi kampung tersebut yang eksistingnya sudah ada, kampung yang mayoritas penghuninya memproduksi tempe. Dari situlah ide untuk menerapkan konsep ovop (one village one product), dari situ pula tempe menjadi pontensi ekonomi yang besar buat masyarakat di kampung tersebut. Program yang dimulai pada tahun 2012 tersebut mengharapkan agar setelah adanya program ini kampung teersebut dapat mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung lagi pada program ini setelah selesainya kegiatan tersebut. Setelah program ini selesai pun HMPL ITS tetap melakukan kontrol pada kampung tersebut agar tetap mampu menjalankan program tersebut tanpa bergantung lagi pada HMPL ITS.
Sekarang tinggal bagaimana pemerintah mengaplikasikan program ini terhadap kampung-kampung lain yang berpotensi di Surabaya sehingga mampu meningkatkan perekonomian Surabaya khususnya kampung tersebut dan bagaimana pula pemerintah mampu menciptakan masyarakat yang mandiri sehingga tidak tergantung pada program-program semacam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H