Lihat ke Halaman Asli

Gema Takbir Al Akbar

Mahasiswa Administrasi Pendidikan, Universitas Jambi

Peran Organisasi sebagai Pendidikan Luar Sekolah bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Diperbarui: 17 Maret 2022   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber; Freepik

Menurut UU No.2 tahun 1989 dan PP No.73 tahun 1991, pendidikan diselenggarakan di dua jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar jalur (atau sistem) pendidikan sekolah, baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan, yang tidah karus berjenjang dan berkesinambungan.

Sasaran Pendidikan Luar Sekolah adalah melayani anak usia pra-sekolah  (0-6 tahun), anak usia sekolah dasar (7-12 tahun), usia pendidikan menengah (13-18 tahun), dan perguruan tinggi (19-24 tahun). 

Bukan hanya sebatas Sekolah Menengah Atas, pendidikan luar sekolah sebenarnya lebih dibutuhkan oleh usia mahasiswa. Karena saat itulah generasi kita hendak memasuki fase siap kerja. 

Saat itu juga mahasiswa sangat berperan dalam menjadi Agent of Change, sehingga dibutuhkan pembelajaran yang membentuk karakter, lifeskill, keterampilan lain yang membuat mahasiswa tersebut siap menghadapi tantangan-tantangan di dunia kerja.

Pendidikan luar sekolah memiliki fungsi dalam kaitan dengan pendidikan sekolah, dengan dunia kerja serta kehidupan. Dalam kaitan dengan kegiatan pendidikan sekolah, fungsi pendidikan luar sekolah adalah sebagai subtitusi, komplemen, dan suplemen. 

Dalam kaitan dengan dunia kerja, pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai kegiatan yang menjebatani seseorang masuk kedunia kerja. Sedangkan dalam kaitan dengan kehidupan, pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan seseorang.

Organisasi merupakan sebuah pendidikan diluar jam wajib mahasiswa. Yang mana fungsinya yang mencakup dari fungsi pendidikan luar sekolah. 

Organisasi lebih mengutamakan pendidikan karakter, dan soft skill sesuai dengan bidang organisasi tersebut. Organisasi adalah sebuah wadah, tempat atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 

Organisasi kemahasiswaan akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melatih personality, attitude, leadership, communication skill dan masih banyak lagi. 

Ketika seseorang diamanahkan menjadi seorang  pemimpin suatu organisasi kemahasiswaan, maka ia akan belajar bagaimana untuk mengelola organisasi tersebut sehingga menjadi organisasi yang baik . Ia juga akan belajar bagaimana mengelola konflik yang terjadi, karena konflik pasti ada dalam suatu organisasi. 

Ia juga harus belajar untuk membuat program kerja yang kreatif dan inovatif sehingga dapat membuat teman-teman mahasiswa yang lain tertarik untuk mendukung dan terlibat dalam program kerja yang dibuat.  Dan ini merupakan tantangan yang berat bagi seseorang dalam melakukan tugas-tugas dalam organisasinya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline