Manusia sejatinya memiliki kecenderungan untuk memperlihatkan eksistensi dan aktualisasi diri terhadap lingkungan eksternalnya. Dari sekian banyak cara yang dilakukan oleh seorang individu, rambut menjadi eksistensi yang dimaksud dengan berbagai gaya dan style yang semakin beragam dari tahun ke tahun. Rambut menjadi identitas perasaan seseorang dalam mengekspresikan perasaan dalam diri seorang manusia. Menarik untuk mencermati sebuah fenomena dari pergantian tahun dari masa ke masa dengan menandainya dengan semangat baru dan harapan baru melalui aktualisasi gaya rambut.
Di negara kita dengan pluralisme yang sangat kental dan melihat penampilan luar sebagai aksi dari dalam diri sebagai perwujudan sifat dari seseorang, rambut tentunya menjadi cerminan jiwa seseorang. Kita memaklumkan manusia dengan rambut gondrong sebagai aktualisasi diri yang cenderung liar dan urakan dengan pemikiran tak berujung dari pikiran dan jiwa pemiliknya. Sebaliknya kepala plontos idetik dengan cara untuk memulakan sesuatu dalam kepolosan, dalam kesucian, ini cenderung kita temukan dalam ritual-ritual keagamaan.
Menilik tahun depan yang sudah didepan mata, pastinya begitu banyak harapan dan cita-cita yang ingin diwujudkan karena tak bisa terwujud ditahun ini dengan banyak cerita yang mengiringinya, menarik untuk memulainya dengan gaya rambut yang sedikit lebih fresh dan menantang mood jiwa. Mencoba menyemangati bagian terdalam dari jiwa untuk tetap berlari mengejar keinginan-keinginan kecil dalam menghabiskan detik usia yang semakin berdetak setiap saat.
Menyelaraskan mood rambut dengan atmosfir sekeliling nampaknya juga cukup seru untuk dicoba ditahun depan. Tahun depan akan sangat menantang dan penuh dengan ambisi. Menantang karena kita haris bersiap dengan segala kemungkinan bahkan terburuk sekalipun dan penuh ambisi dengan jalan panjang menuju tahun-tahun kontestasi percaturan politik dinegara tercinta kita. Pesta demokrasi itu semakin mendekati titik start yang menegangkan.
Ramai diperbincangkan persoalan rambut di beberapa pekan terkahir ini. Disaat menjelang memasuki injury time pak Jokowi malah berstatement misterius soal rambut. Ya, beliau menyebut rambut putih sang suksesor pemerintahan beliau. Sekujur calon pelari kontestasi berusaha menyelaraskan diri sesuai perkataan beliau. Sang pemimpin adalah berambut putih yang menujukkan dirinya pemikir dan berpikir untuk kesejahteraan rakyat Indonesia di 5 tahun kedepan dari titik 2024.
Jadi tahun depan saya akan mempertahankan helai rambut putih yang mulai terselip diantara helaian rambut hitam yang masih mendominasi dikepala saya dan berharap bisa menjadi pemimpin yang dimaksud pak Presiden.
Setidaknya pemimpin untuk diri saya agar tak tersesat dan bertambah dengan dosa dan kesalahan ditahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H