Lihat ke Halaman Asli

Gema Bangsawan

Manusia Bukit Cendekiawan

Jalan Dunia Nyata

Diperbarui: 14 Oktober 2022   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jalan kaki (sumber: https://hai.grid.id/) 

Setiap bangsa mengalami yang namanya pergeseran budaya yang memberi nilai dan pengaruh terhadap lingkungan dan juga kebiasaan dalam peradaban manusia. Pergeseran ini tidak hanya berpengaruh secara keseluruhan namun juga mampu merubah dan mempengaruhi kebiasaan individu seseorang. Budaya atau kebiasaan di atas dunia ini terbentuk oleh sebuah pergeseran pemikiran yang memberikan nilai-nilai baru dalam berkehidupan. 

Keberadaan manusia di bumi ini tersebar ke empat penjuru mata angin. Menyebar dengan tujuan untuk menjadikan kehidupan lebih baik dengan memanfaatkan alam disekitar manusia berada. Dalam persebaran itu menimbulkan adanya pergerakan secara fisik untuk berpindah dari suatu daerah ke daerah lainnya. Menjadi manfaat bagi alam dan dunia ini adalah fitrah yang diserahkan Tuhan ke garis tangan manusia untuk melaksanakannya dengan memanfaatkan rasa dan karsa yang diberikan Tuhan saat lahir kedunia. 

Di era modern saat ini mobilitas ini sudah ditunjang melalui rasa dan karsa tadi melalui sebuah pemikiran yang dikenal dengan nama teknologi. Teknologi ibarat sebuah koin tentunya membawa dua sisi yang saling bertolak belakang, namun tetap beriringan kemanapun melangkah. Teknologi sejauh ini memanjakan manusia dari segi fisik dikarenakan semua telah ada diujung telunjuk kita masing-masing. 

Jalan kaki sejatinya sebuah aktifitas sederhana yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh manusia, namun jika kita melihat realita saat ini jalan kaki menjadi hal yang tabu dilakukan meskipun mudah di implementasikan.  Mudahnya mendapatkan akses pada segala lini kebutuhan manusia menjadi faktir utama mengapa orang malas jalan kaki. Bukan salah manusianya juga karena ada fasilitas yang memudahkan daripada jalan kaki yang dalam pikiran seseorang menguras tenaga dan membuang buang waktu. 

Saat ini kita terlalu banyak nunduk, nunduk menatap layar handphone. Sehingga hal-hal sederhana dan bermanfaat sering terlewatkan begitu saja didepan mata. Berjalan kaki akan memberikan pengalaman yang berarti dalam keseharian kita. Berjalan kaki akan membuat lingkungan sosial kita akan menjadi luas dan terkoneksi. Dibandingkan kita berada diduania maya yang tanpa batasan dan terkadang tanpa kesopanan. 

Mudahnya akses untuk mendapatkan kendaraan bisa jadi salah satu faktor mengapa orang malas berjalan kaki. Tumbuh suburnya berbagai platform layanan kendaraan online juga menjadi penyumbang. Kurang memadainya prasarana jalan dan beralihnya fungsi jalan memancing pesimisme orang berjalan kaki. Kita tidak memungkiri tumbuh dan berkembangan sebuah kota disaat ini berbanding lurus dengan semua aspek pendukung didalamnya termasuk saran mobilitas manusianya. Kemalasan berjalan kaki cepat atau lambat akan berpengaruh pada kondisi fisik manusia yang semakin berusia akan semakin berkurang kemampuannya. Metabolisme tubuh tak akan sama ketika masih muda dulu. 

Kecenderungan malas berjalan kaki ini sebtulnya telah direspon dengan cukup baik oleh pemerintah dan juga pemerintah daerah. Kita bisa melihat bagaimana upaya yang dilakukan dengan berbagai event jalan sehat dengan berbagai hadiah untuk menarik kesediaan masyarakat berpartisipasi. 

Akhirnya, keputusan ada ditangan manusia itu sendiri. Berjalan secara sehat di dunia nyata atau berjalan risiko didunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline