Indonesia sekarang ini berada dalam masa-masa dimana iklim dan cuaca menuju ancaman bencana alam yang nyata. Curah hujan yang sangat tinggi memasuki bulan oktober menjadi pemberitaan di beberapa lini media dikarenakan banjir yang melanda beberapa daerah dengan ketinggian yang bisa mengancam keselamatan manusia. Aktivitas curah hujan yang tinggi tidak hanya menjadikan jalanan sebagai lapangan genangan banjir. Namun bagi daerah dengan kontur pegunungan atau perbukitan pun mengancam dan menebar bahaya dengan tanah longsor dan pergerakan tanah yang juga mengancan keselamatan jiwa.
Bencana alam di negara kita adalah hal yang tak dapat dihindari. Negara kita dengan gugusan kepulauan terbesar didunia disamping menyimpan kandungan alam yang melimpah dari adanya aktivitas alam jutaan tahun lalu juga membawa potensi bencana yang begitu besar dan berdampak. Sejatinya sebuah bencana alam adalah ketentuan yang tak bisa dipastikan namun dapat diprediksi dilihat dari indikator-indikator yang menyebabkan munculnya potensi ancaman yang ada. Adanya mapping potensi bencana dimasing-masing daerah di Indonesia adalah hal wajib yang dimiliki Pemerintah.
Kesiapan dan kesiagaan sudah selayaknya menjadi konsumsi wajib disemua lini sosial kemasyarakatan. Kenyataan yang ada di negara kita hingga saat ini menghadapai bencana dengan menyiapkan segala sumberdaya pasca bencana. Padahal bencana harus direncanakan antisipasinya sebelum terjadi secara real dan menebar ancaman keselamatan jiwa manusia. Kita akan disibukkan menyiapkan anggaran dan segala sesuatunya saat bencana sudah melanda dan memakan korban, sehingga bencana selalu dianggarkan begitu besar, mengingat pasca bencana memerlukan dana terkait pemulihannya, baik pemulihan fisik dari bangunan dan non fisik dari pemulihan psikis korban bencana.
Berbicara dari sisi individu sebagai yang terancam dalam potensi bencana, banyak hal yang dapat kita persiapkan. Salah satunya adalah tas siaga bencana. Untuk kita dengan knowledge yang masih lemah tentang kebencanaan tentu akan bertanya ini tas apa? untuk apa menyiapkannya?. Pada dasarnya tas ini berfungsi untuk menyimpan segala hal untuk menjalani keadaan darurat bencana. Isinya berupa dokumen-dokumen penting dan sangat dasar serta lumpsum tahan lama untuk menjaga agar tubuh tetap mendapat asupan gizi yang cukup dalam keadaan darurat bencana berlangsung.
Namun sesiap apakah kita? Pertanyaan besar yang kita masih ragu menjawabnya. Merencakan bencana bukanlah hal tabu atau pamali untuk melakukannya. Bencana direncanakan dalam artian menyiapan segala rencana yang menjadi jawaban untuk mengantisipasi segala hal yang ditimbulkan saat bencana telah menimpa kita.
Intinya bencana memerlukan rencana mengantisipasi pra, saat dan pasca bencana menimpa kita. Menyiapkan hal yang menjadi ancaman terhadap diri sendiri dan keluarga adalah kewajiban bagi kita semua, agar bencana yang tak dapat dihindari setidaknya tidak menimbulkan korban jiwa dan harta yang lebih besar nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H