Lihat ke Halaman Asli

Mall Belum Menjadi Ancaman di Jogja

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13297613551154480840

Jumlah mal atau pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta saat ini belum mengkhawatirkan dan belum mengancam keberadaan pasar tradisional. Hal ini senada dengan pernyataan beberapa masyarakat yang tinggal di Yogyakarta saat dimintai pernyataannya, Rabu 8 Februarii 2012.

Aziz Zulkhairil (19th) mengatakan, mal sendiri memiliki sisi baik dan sisi buruk. Sisi baiknya yaitu dengan adanya mal, berarti terbuka lapangan kerja baru bagi masyarakat itu sendiri, sedang sisi buruknya yaitu meningkatkan konsumtifitas masyarakat,” ungkap mahasiswa yang sudah enam tahun menetap di Jogja sejak SMA.

Jumlah mal di Jogja sendiri hanya ada lima terbesar, yaitu Ambarukmo Plaza, Galeria Mal, Saphire Square, Malioboro Mal dan Ramai Mal. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota lainnya. “Kehadiran mal di Jogja untuk saat ini sebenarnya belum mengganggu keberadaan pasar tradisional karena segmentasi mal sendiri untuk kelas menengah ke atas,” ungkap Agung Ramdhani (27) saat dijumpai di Pasar Beringharjo. Buktinya masih banyak pasar tradisional yang masih banyak dikunjungi masyarakat seperti di Bantul,” imbuh pria asal Bantul tersebut.

Pembatasan pendirian mal di Jogja memang diperlukan walaupun saat ini belum menjadi ancaman bagi pasar tradisional. Hal tersebut diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan pasar tradisionan serta untuk mengurangi kemacetan yang belakangan ini terjadi di Jogja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline