Lihat ke Halaman Asli

Alarm Palsu Terkait Tsunami

Diperbarui: 5 Maret 2016   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

JAKARTA-GEMPOL, Beberapa hari yang lalu, Kita dikejutkan dengan peristiwa gempa yang terjadi di kawasan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Menurut data BMKG pada hari Rabu, 2 Maret 2016 jam 19:49 WIB, telah terjadi gempa dengan besaran 8,3 Skala Richter (SR). Gempa besar ini tergolong rawan terjadinya Tsunami.

Dimana gempa ini pada posisi 5.16 LS, 94.05 BT atau 682 Km barat Daya Kepulauan Mentawai. Guncangan gempa sangat terasa di Kota Padang. Bahkan pemerintah daerah setempat sudah meberi peringatan potensi tsunami kepada warga setempat.

Alat pendeteksi tsunami berbunyi sesaat setelah gempa, warga sekitar pantai telah mengungsi ketempat yang tinggi.

Tidak lama kemudian BMKG memperbarui data soal gempa yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kekuatan gempa yang awalnya dinyatakan 8,3 skala richter, direvisi jadi 7,8 skala richter.

Meski informasi kekuatan gempa direvisi jadi lebih kecil, namun peringatan soal tsunami meluas ke sejumlah daerah. Selain Sumatera Barat, daerah yang diberi peringatan soal potensi tsunami meluasi ke Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, dan Lampung.

Bagi warga Aceh yang pernah menderita akibat gempa dan tsunami tentu saja khawatir akan potensi tsunami yang terjadi di mentawai. Pesan yang meresahkan telah terjadinya gempa dan potensi tsunami terus masuk ke setiap ponsel warga Aceh.

Pada jam 22:15 WIB ketika sekumpulan wartawan sedang duduk-duduk di warung kopi di kawasan Jeulingke Darussalam untuk berdiskusi tentang segala persoalan.

Tiba-tiba saja semua wartawan kaget ada suara alarm sirene yang berbunyi dari kantor damkar di simpang mesra, Jeulingke Darussalam.

Beberapa orang wartawan langsung menuju kantor damkar, ada apa ini. Apakah air laut sudah naik menuju daratan Aceh? Ternyata orang-orang damkar hanya bercanda membunyikan sirene.

Alarm palsu seperti ini memang tidak layak. Saat orang sibuk dan ngeri membanyangkan tsunami malah orang-orang damkar sibuk bercanda dengan alarm palsu.

Sudah tentu sebagian wartawan marah dan memarahi petugas damkar yang berbuat hal tidak terpuji tersebut. Kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline