Lihat ke Halaman Asli

Bandara Soekarno-Hatta Harus Masuk 10 Besar Dunia

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

사진

JAKARTA-GEMPOL, Pintu masuk menuju Ibukota negara Indonesia pastilah bandara Soekarno Hatta (Soetta). Akan tetapi bila di bandingan dengan negara tetangga maka Indonesia masih jauh dan harus banyak berbenah diri. Bandara terbaik di Asia yaitu bandara Internasional Changi, Singapura, bandara Incheon di Seoul dan bandara Hongkong. Sejak dibuka tahun 1981, Bandara Changi telah menerima lebih dari 340 penghargaan sebagai bandara terbaik. Keberhasilan Bandara Changi tak akan mungkin diperoleh tanpa afirmasi, dorongan, dan umpan balik yang diterima dari semua stakeholder, termasuk jutaan penumpang dan pengunjung yang telah mereka layani setiap tahun.

사진

Kesan pertama ketika memasuki suatu kota atau negara bisa dilihat dari bandara, hal ini diibaratkan dengan wajah suatu kota atau negara. Menyadari akan pentingnya peranan bandara ini, berbagai negara seakan berlomba memoles bandara di wilayahnya. Saat ini ada proyek untuk grand design bagi perluasan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Akan tetapi dalam pelaksanaannya di khawatirkan akan menciptakan masalah baru, yakni kemacetan lalu lintas di akses jalan tol menuju bandara. Anggaran yang di turunkan  sebesar Rp11,7 triliun juga dinilai terlalu besar dan tidak ekonomis. Meski area bandara diperluas, namun jalan tol menuju bandara tidak ikut diperluas. Sehingga memperbesar bandara mungkin memperbesar pemakaian dan baik untuk masuknya investasi ke Indonesia. Tetapi di sisi lain, bukan berarti akan mengatasi kemacetan yang terjadi selama ini. Perlu perhatian bersama karena bandara tidak hanya sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, tetapi lebih dari itu, bandara dibangun menjadi satu kesatuan dengan fasilitas lain, seperti tempat belanja, tempat olahraga, hingga tempat hiburan. Bahkan di Korea Selatan, bandara di lengkapi dengan museum kebudayan yang sering menampilkan budaya-budaya setempat. Dari data survey yang dilansir oleh Skytrax World Airport, yang didapat dari para responden yang sebagian besar adalah pelancong dunia, didapat data 10 Bandara Internasional terbaik di dunia. Data yang diambil dalam penilaian ini adalah Kebersihan bandara, kenyamanan, ketepat waktuan, serta fasilitas yang tersedia di bandara tersebut. Berikut adalah daftar 10 bandara internasional terbaik di dunia per 2010 :1. Changi International Airport (Singapura), 2. Incheon International Airport, Seoul (Korea Selatan), 3. Chek Lap kok International Airport (Hong Kong), 4. Munich Franz Josef Strauss Airport (Jerman), 5. Kuala Lumpur International Airport, Sepang (Malaysia), 6. Zurich Airport (Swiss), 7. Amsterdam Airport Schiphol (Belanda), 8. Beijing Capital International Airport (China), 9. Auckland Airport (Selandia Baru), 10. Suvarnabhumi Bangkok Airport (Thailand). Untuk seluruh pejabat pelat merah yang berpergian ke luar negeri harus menggunakan maskapai Garuda sebagai pesawat terbang. Menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan tindakan ini tidak salah sebab dapat menghidupkan nasionalisme di samping dapat meningkatnya keterisian pesawat (load factor). Divisi pemasaran Garuda harus bertindak dengan cepat untuk menghimpun BUMN pengguna maskapai pelat merah itu. Garuda seyogyanya memiliki database pengguna jasa penerbangan tersebut baik pihak swasta maupun BUMN. Dengan database tersebut maka Garuda dapat memanfaatkannya untuk mencari pelanggan dengan sebanyak-banyaknya. Pada tahun 2010 lalu Garuda terpilih oleh Skytrax, London, lembaga independen pemeringkat maskapai dunia, menjadi salah satu dari 26 maskapai di dunia berbintang empat. Pada tahun yang sama, maskapai ini juga meraih penghargaan pelayanan terbaik dari Center for Asia Pasific Aviation dengan nilai 8,48, mengalahkan Bangkok Airways (8,40), Singapore Airlines (7,68), Thai Airways (7,32), Chathay Pasific (7,12), dan Malaysia Airlines (7,0). Langkah awal yang diprioritaskannya adalah menata ulang kegiatan operasi dan manajemen Garuda agar menjadi penerbangan tepat waktu dengan kualitas pelayanan prima. Bahkan menata kembali aspek bisnis sehingga semua rute penerbangan domestik dan internasional menjadi lebih positif. Berdasarkan data pendapatan BUMN terus meningkat dari Rp 655,152 Trilyun pada tahun 2005 menjadi Rp 1.050 Trilyun pada tahun 2010. Pendapatan BUMN yang terus meningkat dari tahun ke tahun meningkatkan konstribusi setoran deviden terhadap APBN. Tahun 2005-2010 pendapatan deviden  terus meningkat dari Rp 12.835 Trilyun menjadi Rp 30.097 Trilyun. Upaya peningkatan efisiensi BUMN sangat penting untuk mendorong kinerja BUMN agar mampu berperan sebagai salah satu alat negara bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memberi pelayanan yang lebih baik kepada mayarakat dan tidak membebani keuangan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline