Lihat ke Halaman Asli

Partai Demokrat Kalah, Pemilih Bukan Pengkhianat

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JAKARTA-GEMPOL, Hasil pemilihan umum legislatif (pileg) 2014 telah sama-sama kita ketahui. Pemilu yang diadakan pada Rabu, 9 April 2014, serentak di seluruh Indonesia dan di luar negeri banyak menghasilkan kejutan-kejutan.

KPU (Komisi Pemilhan Umum) Pusat Jakarta secara resmi telah menetapkan partai-partai pemenang pemilu beserta kursinya. Hasil dari sejumlah lembaga survei menempatkan suara nasional Partai Demokrat pada perolehan 9,70 persen suara.

Partai Demokrat kalah telak karena pada pemilu 2009 partai tersebut memperoleh 20,85 persen.
Hasil resmi KPU pusat pada tanggal 9 Mei 2014 bahwa Partai Demokrat memperoleh 10,19 persen atau 12.728.913 suara.

Di Sabang Aceh, ujung Indonesia nasib Partai Demokrat sama saja, kalah. Partai Demokrat kurang suara untuk memperoleh kursi. Dapil 1 Sukakarya, Partai Demokrat hanya memperoleh 787 suara dimana 1 kursi berharga 953 suara. Dapil 2 Sukajaya, Partai Demokrat hanya memperoleh 510 suara dimana 1 kursi berharga 964 suara.

Setelah dihitung KIP Sabang dari dapil 1, PD kurang 166 suara dan dari dapil 2, PD kurang 454 suara. Atas kemurahan hati KIP Sabang, setelah rapat pleno rekapitulasi, memberi masing-masing tiap dapil 1 kursi untuk Partai Demokrat, jadi PD mendapat 2 kursi untuk DPRK Sabang.

Pasca pemilu legislatif, Sabang, Rabu, 9 April 2014, maka salah seorang wanita bertanya kepada Saya, " Tadi di TPS memilih siapa, apa Demokrat, pilih caleg (UIN)," "Tidak Partai Demokrat, pilihannya rahasia," jawab Saya.

Setelah perhitungan suara oleh KIP pada hari Minggu, 20 April 2014, ternyata caleg Partai Demokrat"UIN" hanya memperoleh 277 suara sedangkan satu kursi berharga 953 suara.

Malamnya wanita tersebut berkata dengan temannya sambil marah-marah menatap kearah Saya bahwa," Pemilih Sabang berkhianat tidak pilih Partai Demokrat." Beberapa hari mereka bermuka masam tidak berbicara kepada Saya dan sekarang perang dingin. Ini pasti caleg "UIN" yang bilang kurang suara bisa tidak dapat kursi.

Sudah banyak uang yang keluar untuk bagi-bagi sembako, bagi-bagi tas, jam, mungkin ada juga money politic. Sumber dana semua caleg Partai Demokrat dan caleg lainnya harus diaudit. Dari mana uang mereka dan dibelanjakan untuk apa saja.

Padahal setelah hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei menempatkan Partai Demokrat pada 9,07 persen suara. Ketua Umum Partai Demokrat dalam jumpa Pers mengatakan, "Partai Demokrat menerima hasil hitung cepat lembaga survei dan meminta seluruh caleg menerima hasil ini dengan lapang dada."

Hanya caleg Partai Demokrat dan kadernya saja yang tidak siap menerima kekalahan. Tidak mungkin Partai Demokrat menang selamanya pasti ada saat menang dan ada saat kalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline