Lihat ke Halaman Asli

Abdul Aziz Bukan Cucu Abu Juned Bitay

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

JAKARTA-GEMPOL, Negara Turki mempunyai hubungan khusus dengan bangsa Aceh. Dahulu kala datanglah rombongan dari kesultanan Turki Utsmani menuju kesultanan Aceh. Rombongan itu sekarang tinggal di gampong Bitay Jaya Baru Banda Aceh.

Sehubungan dengan terbitnya buku salah seorang peneliti Turki di Gedung Selim II Banda Aceh pada tanggal 26 Desember 2013, yang berjudul:"Hubungan Kesultanan Aceh Turki, Sejarah dan Legendanya," maka ada hal-hal yang harus diluruskan.

Pada buku tersebut Peneliti Turki Mehmet Ozay menulis di salah satu halaman bahwa,"Abdul Aziz mengakui bahwa kakeknya bernama Abu Junaid/Abu Juned." Kami sebagai kepala PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki) merasa berkeberatan dan menyanggah tulisan pada buku tersebut adalah tidak benar.

Sebagai ahli waris yang sah dari keturunan Teungku Di Bitay (Muthalib Ghazi bin Mustaha Ghazi) maka pewaris yang sah adalah generasi Teungku H.Muhammad Juned atau yang terkenal dengan sebutan Teungku Abu Juned Bitay. Kami adalah generasi ke-13 dari keturunan Teungku Di Bitay.

Tidak ada cucu dari keturunan Teungku Abu Juned Bitay yang bernama Abdul Aziz. Dia hanya mengaku-ngaku saja. Abdul Aziz adalah salah seorang tukang sapu/Cleaning service di pasar Aceh, kebetulan tinggal di Gampong Bitay. Jadi Abdul Aziz adalah cucu palsu dari Teungku Abu Juned Bitay.

Saat tsunami melanda Aceh dan Gampong Bitay pada hari Minggu, 26 Desember 2004 maka banyak bantuan yang datang ke Bitay. Ketika itu saat semua orang sanak saudara Kami sibuk terkena bencana gempa bumi dan Tsunami Aceh, datanglah para NGO Turki ke Bitay.

Salah satunya adalah Bulan Sabit Merah Turki datang untuk membangun perumahan di Gampong Bitay dan merehap kompleks kuburan Teungku Di Bitay.

Ketika itulah Abdul Aziz bin Ahmad mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia mengambil tanah orang dan mendudukinya dekat makam Teungku Di Bitay. Dan seolah-olah Abdul Aziz bin Ahmad ini pewaris yang sah dari keturunan Teungku Di Bitay.

Bulan Sabit Merah Turki percaya begitu saja akan dongeng yang diucapkan oleh Abdul Aziz bin Ahmad dan putrinya Azimah binti Abdul Aziz. Tanah perkuburan dan tanah Mesjid Deah Bitay masih masuk tanah keluarga Teungku Abu Juned Bitay.

Kunci museum tsunami diberikan oleh Bulan Sabit Merah Turki untuk Abdul Aziz bin Ahmad. Padahal itu masuk tanah Teungku Abu Juned Bitay dan harus diberikan kepada keturunan Teungku Abu Juned Bitay yang sah bukan kepada cucu yang palsu.

Saat Abdul Aziz bin Ahmad meninggal dunia pada akhir Juli/awal Agustus 2010 maka anaknya Azimah binti Abdul Aziz berkeras dan minta agar jasad ayahnya Abdul Aziz bin Ahmad bisa dikuburkan pada kuburan Turki berbentuk kotak putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline