Ini tjeritera lain tentang sang setap pentri bernama Soekaspo. Kalaulah nanti tjeritera ini tiada mengocok perut pembaca ya haraplah dipermaklum, namanya saja tjeritera ndak niat Gagal menjadi calo kesting, Soekaspo tiada berputus kolor. Selama dataran ngeropah masih ada, membayar utang kita berpantang *lho?* demikian tekad yang selalu tertanam dalam hatinya. Keberuntungan kali ini datang dari Abang Uda yang sedang mencari kawan untuk berduet membentuk group musik. Sejatinya, Abang Uda hanyalah mencari duet yang bisa diperdayakan sebagai tukang angkut alat musik. Kebetulan juga Soekaspo mengaku-ngaku cukup mahir dalam bermusik, walaupun dalam kenyataannya memainkan kecrikan tutup botol pun masih terdengar fals. "Hey prenk, lhu mao ikut guweh tak? Kita bikin group musik yang mengguncang dunia !" kata Abang Uda sambil tersenyum memamerkan gigi buncisnya. "Wah, kebeneran bang-geud. Nanti kalo terkenal kita bisa dapet duid, buat beli tiket ke Ngeropah! Ke Sosor eh Sobron eh mana itu, pokok yang di Prancis !" saut Soekaspo dengan kemeruh berapi - api. "Cocok itu prenk. Kita kasi nama keren untuk duet kita", kata Abang Uda sambil menepuk2 pundak Soekaspo. "Anuw...... nama keren itu opo?" tanya Soekaspo polos #glodagh ..... "Nama keren itu apa yaaaa...." ganti Abang Uda yang bingung garuk2 kepala. "Aaahhh gue tauu....." teriak Abang Uda sambil menepuk pundak Soekaspo keras - keras. "Wadooooohhh Jangk**k, lara C*K !!!" protes Soekaspo "Kita kasi nama The Jenkster. Coba lhu bayangin, keren kali tak?" "Jenkster itu makanan opo? Ndak kebayang jhe..." tanya Soekaspo dengan wajah ndomblong "Jenkster itu ....... perpaduan dari Jengkol dan Gangster" kata Abang Uda sambil pandangan matanya menerawang ke wc tetangga yang dindingnya sedikit terbuka. "Kita akan disegani orang bagaikan gangster, sekaligus aliran musik kita akan unik bagaikan jengkol diantara makanan lain hhhmmmm" lanjut Abang Uda sambil manggut-manggut. "Aku manut aja deh, pokok dapet duid buat nyusul mas JePe ke ngeropah" balas Soekaspo pasrah. Singkat kata, mereka pun mulai mengatur strategi. Untuk kostum dan penampilan mereka sengaja memilih model jadul di tahun 70an, dengan celana model cut byar (bukan cut bray), hem lengan panjang ketat dengan kancing atas dibiarkan terbuka yang memperlihatkan bentuk dada papan penggilesan dan bonus bekas kerokan. Sepatu dari kulit jengki berwarna coklat yang disemir mengkilat. Tak lupa menambahkan asesoris gelang akar bahar, kalung logam ala rapper, plus bulu dada palsu menggunakan rambut yang dicabut dari ketiak Samson Betawi. Maksud hati ini meniru Duo Kribo group idola dari Abang Uda, tapi hasilnya yaaaahh..... gitu dieeehh...... [caption id="" align="aligncenter" width="350" caption="Ini Duo Kribo, bukan The Jenkster (sumber : wikipedia)"][/caption] Di suatu hari nan ceria mereka pun bersiap memulai debut pertamanya di kawasan Cilebut. Sebuah KRL menjadi sasaran pertama mereka. Mengejar kereta, langkah - demi langkah, berlari dan terus berlari, akhirnya merekapun bisa meloncat ke atas KRL kelas melarat yang pintunya tak pernah bisa tertutup. "Jreeeennng..... We are the Jenkster !!!", dengan penuh semangat mereka berdua berteriak sambil Abang Uda menggenjrengkan gitar plus Soekaspo dengan bas kotak sabunnya. Glodagh, grobyak, gdusrak, klontang, krompyang, para penumpang berhamburan dan bertumbangan. Lho? Apa sebab? Soekaspo dan Abang Uda hanya bisa bengong terheran-heran. Sayup - sayu terdengar satu penumpang berkata lirih, "Ampun juragan, nyanyi sih nyanyi tapi gosok gigi dulu laaahhh.... bau naganya diilangin dulu doongghhhh....." Setelah itu, diapun pingsan. Jakarta 2012-07-31 Digenjreng oleh semangat berbagi @koplakYoBand
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H