Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sugeng

Pencinta Sejarah Lombok

Pohgading Dalam Babad (Part 2)

Diperbarui: 24 Mei 2021   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kali ini saya ingin menceritakan isi babad Praya, yang mana diceritakan bagaimana rakyat Pohgading terlibat dalam perang Praya yang terjadi pada bulan Agustus 1891.

Sebelum memulai cerita, ada baiknya kita bahas sedikit mengenai babad, ini penting agar kita semua bisa memahami di posisi mana cerita yang saya tulis ini dalam kajian sejarah.

Lalu Agus Fathurahman seorang budayawan Lombok, dalam sebuah kesempatan pada acara bedah isi babad Lombok di musium NTB mengatakan, "Babad Lombok banyak bercerita tentang sejarah, namun belum tentu mengandung fakta sejarah".

Di lain kesempatan, Lalu Djelangga dalam bukunya yang berjudul Sejarah Lombok, mengungkapkan, bahwa sifat babad antara lain adalah mitos, legendaris, magis dan simbolis.

Sedangkan, mengacu pada ilmu sejarah, seperti halnya hikayat dan kakawin, babad dikategorikan sebagai historiografi tradisional yang mana historiografi tradisional mempunyai ciri sebagai berikut; istana sentris, religiomagis, kaya mistis dan sarat mitos.

Lantas, apakah boleh mengutip babad sebagai sumber sejarah? Jawabanya boleh, asal dengan dua cara.

Pertama, penulis harus jujur mengatakan, bahwa data yang dikutip bersumber dari babad, ini akan memudahkan pembaca menilai tingkat kebenaran data yang disampaikan.

Kedua, mengutip pendapatnya Asvi Warman Adam, seorang peneliti LIPI, hal terpenting dalam memperlakukan babad adalah harus adanya kritik sumber dan komparasi data. Kritik sumber akan menjawab kejelasan babad, penulisnya siapa, terbitnya kapan, apakah asli atau salinan dan seterusnya. Sedangkan komparasi data akan mengungkap kevalidan data yang tersaji dalam babad.

Lebih lanjut, Asvi menerangkan tahapan yang harus dilewati jika ingin menggunakan babad sebagai sumber sejarah, tahapan itu adalah sebagai berikut ; Kritik sumber -->interpretasi-->Validasi-->Komparasi.

Berdasarkan hal hal yang saya kemukakan di atas, maka bolehlah dikatakan kalau pada sejatinya isi babad tidak 100% benar dan tidak 100% salah. Jadi, jika ada yang mengklaim babadnya yang paling benar, saya rasa itu bukanlah tindakan yang bijak, lebih lebih niat kita semua sama, yaitu membuka tabir sejarah Lombok ini seterang terangnya.

Mari kita kembali ke cerita Pohgading dalam keterlibatanya dalam perang Praya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline