Lihat ke Halaman Asli

Manusia yang Dimakan Nafsu

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam tampak begitu tenang, sosok bulan purnama pun menambah keindahan pada malam itu, suasana malam di keramayan kota baja ini pun menjadi hiburan bagi beberapa pejalan kaki yang berada dibatas pinggiran jalan raya. Di depan pertokoan yang sudah tutup tampak beberapa pengamen jalanan sedang bersuka ria menghitung hasil ngamennya seharian ini.

Berbeda dengan Alif, dia bukanlah pengamen yang biasa mangkal dijalanan, dia bukan pula pejalan kaki pada malam hari. Tapi dia tampak gelisah, hatinya resah, pikirannya pun pecah tak karuan, suasana malam yang indah tak dihiraukannya, dibenaknya yang terpikirkan adalah penyesalan dan penyesalan.

"Kenapa aku melakukannya lagi??? Kenapa???" Hatinya menolak semua apa yang telah dilakukannya malam itu.

Alif menyesal, mengapa kejadian itu selalu diulanginya, hidupnya tidak tenang. Setiap kali melihat sosok wanita pikiran Alif bisa langsung menggerayangi khayalan yang diluar batas, tidak hanya itu hawa nafsunya pun seakan menyemangatinya untuk melakukan hal yang tak pantas dilakukannya. Hawa nafsunya telah menguasai raganya, dia tidak bisa bebas seperti halnya si pengamen, dari luar mungkin seakan tak teradi apa-apa, tapi didalam hatinya pergolakan jiwa dan nafsunya beradu begitu sengit.

Alif tau bahwa berzina itu haram, dan dia masih bisa menahan dirinya agar tidak terjerumus oleh hal itu. Tapi ada satu hal yang membuatnya begitu resah, kebiasaan yang dia dapat dari temannya, kebiasaan melototi gambar-gambar yang tak senonoh, kebiasaan memuaskan hawanafsunya dengan sendirinya, kebiasaan yang biadab dari teman yang tak bertanggung jawab, dia sangat membenci kebiasaan itu, dia sangat murka.

Tapi apa daya, hawanafsu yang berada didalam tubuhnya telah mengambil alih empunya. Inilah dia manusia yang dimakan oleh nafsunya. Dia hanya bisa menangis menyesal ketika kalah melawannya, dan dia hanyak akan resah melawan sampai pada akhirnya dia akan kalah juga. Kebiasaan buruk hanya akan bisa dikalahkan dengan kebiasaan baik, itu yang seharusnya Alif lakukan.

Sudah berulang kali dia mencoba untuk berubah, dan sudah berulang kali dia berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul dalam benaknya, tapi si Nafsu begitu kuat kawan, dia sangat ganas, dan dia memilki banyak kawan yang berada dimana saja. Tak memandang Alif berada dikamar, tak memandang Alif berada dijalan, tak memandang Alif berada ditaman, tak memandang Alif berada dimobil, teman dari hawa nafsunya berada dimana-mana.

Dia tahu, hawa nafsunya tak akan bisa dia bunuh, dan dia juga tahu bahwa terkadang dia memerlukan hawa nafsu itu, maka dari itu dia memutuskan untuk tidak membunuhnya, tapi dia akan berusaha untuk mengendalikannya.

"Aku harus berubah, aku tidak bisa selamanya seperti ini, ini adalah perbuatan hina, ini adalah perbuatan yang dibenci..." Suara hatinya berkata, sedikit demi sedikit suara gemuruh detak jantungnya mulai stabil. Dia mulai tenang, dan mulai bisa berfikir positive.

"Aku TOBATTT!!!! Aku TOBAAATT!!! Aku TOBAAAAATTT!!!!!!" Alif hanya bisa merengek dan merenung, tapi tak dapat menyangkal bahwa suatu saat dia akan mengulanginya lagi. Malam yang indah itupun larut dengan penuh penyesalan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline