Lihat ke Halaman Asli

Fitnah dan Penghasilan Tetap

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memfitnah Lebih Kejam Dari Membunuh. Istilah ini sudah sering kitadengar dan bahlan sudah tidak asing lagi di telinga. Namun sepertinya saat ini kata fitnah menjadi biasa dan tidak lebih hanya sekedar kata saja.

Sering kita baca atau dengar, fitnah mejadi tren baru yang menyita perhatian. Bahkan, kini fitnah juga dapat menjadi mesin uang yang efektif.
Dosa? Tidak! Itu mungkon pikor merrka yang sudah terlanjur menikmati hasil dari fitnahan itu sendiri.

Kalau saya sendiri tidak perlu ambil pusing "la wong" bukan saya yang difitnah.
Keberanian para pemfitnah baru-baru ini memang tergolong "super". Bagaimana tidak, yang menjadi target fitnah adalah orang nomor 1 di Republik ini serta bawahannya. Setiap kebijakan yang diambil selalu melahirkan fitnah dan itu sudah menjadi hal yang "lumrah" alias makanan kita sehari-hari.

Jijik lo saya sebenarnya. Ngeri juga sih, bahkan setan, iblis dan para pengikutnya saya rasa juga ngeri melihat kegilaan mereka melakukan fitnah. Apa boleh buat, penghasilan mereka kan menang dari fitnah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline