Lihat ke Halaman Asli

Bukan Mereka, Melainkan Helen Keller

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kereta kuda bertulis tinta merah
Raja Inggris berpesta metropolitan
Sekejab hilang tertutup bunyi konsonan
Terdengar...
Tangisan anak kecil yang manis

Sepuluh bulan awal suramnya malam
Serangkai perak menjadi karat
Mengubah kisah Helen Keller
Anak cantik berambut pirang
Kini tak lagi berucap
Tak lagi memandang cerah dunia
Tak lagi mendengar gemrisik gelatik

Sesosok yang anggun nan lucu
Menjelma liar, manja dan keras kepala
Sampai urai daun tak mendekat
Hanya belaian ibu, merapuhkan Helen Keller
Namun, tak seelok mawar sedang mekar
Layu raut wajah ayah dan ibu

Hadir Ny. Annie Sulivan penyair lara Helen
Mengiaskan kata demi kata
Mendendangkan irama selarik kasih
Bertekad melukis warna kehidupan Helen

Mozaik mimpi mengikrarkan janji
Helen Keller kembali
Layaknya anak kecil berilmu
Dari mengerti aksara, mencoba mencercah kata

Indah sulur tinggi menjulang
Bak cita yang tergenggam
Helen Keller Menjadi putri kerajaan
Dalam naungan insan terkenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline