Lihat ke Halaman Asli

SUDIRMAN M.R: Saya Selalu Merasa Berdosa Kalau Datang ke Kantor Lewat dari Jam 07.00

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“…Saya selalu merasa berdosa kalau datang ke kantor lewat dari jam 07.00. Padahal, untuk posisi saya kan tidak ada yang mengawasi ya…hahah..habis, sudah kebiasaan sih..”

Pagi ini saya seperti mendapat suntikan tenaga yang lumayan untuk kembali memulai menulis di blog pribadi, setelah beberapa bulan disibukkan dengan pekerjaan dan kegiatan kuliah dimalam hari.Pasalnya, gara-gara membaca sebuah tabloid otomotif terkemuka nasional yang dalam salah satu kontennya bertajuk, “Insight with Sudirman MR: Jangan Cuma Jadi Tukang jahit”, ternyata mampu memberikan inspirasi yang luar biasa bagi saya.

Selintas memang biasa saja, sama seperti kebanyakan CEO sukses lainnya.Beliau adalahSudirman MR Namun, saya pikir tidak banyak yang tahusiapakah sosok beliau ini?.Beliau adalah Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Direktur PT Astra International dan Ketua Umum Gaikindo, bahkan pada awal Agustus lalu menurut tabloid tersebut, beliau ditetapkan sebagai direktur di Daihatsu Motor Company (DMC) di Jepang.

Pak Sudirman MR, memang sering saya dengar dan saya baca diberbagai media baik elektronik dan cetak, namun baru kali ini saya mengenal sosok beliau lebih dalam. Saya ternyata sedikit keliru menafsirkan MR dalam nama beliau dengan Sudirman MR=(mister)(hehe.. maaf ya pak..). Ternyata MR adalah singkatan dari Maman Rusdi. Jadi nama lengkap beliau adalah Sudirman Maman Rusdi. Lalu, apa yang menarik dari rubrik tersebut?

Man Jadda Wajada

Kalimat berbahasa arab tersebut saya kenal pertama kali dalam Novel “Negeri 5 Menara”, karya A. Fuadi. Salah satu pesan utama novel ini adalah "man jadda wajada" sebuah pepatah Arab yang berarti "siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses". Pengalaman para tokoh di novel ini mengajarkan mereka bahwa apa pun mungkin diraih selama didukung usaha dan doa. Jangan pernah remehkan mimpi, setinggi apa pun. Bermakna ringkas tapi tegas: “ Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”. Merintis karir dari bawah sampai akhirnya mencapai puncak pimpinan tidak semudah yang kita bayangkan. Kata orang bule, “from nothing to something”. Kegagalan demi kegagalan, dan cobaan memang sering menghampiri. Namun bukan halangan bagi Pak Sudirman Maman Rusdi untuk terus maju. Yang pada akhirnya, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Ketekunan dan kerja keras yang beliau lakukan, ternyata membuahkan hasil. Kata mutiara sederhana, Man Jadda Wajada mungkin tidak hanya berlaku pada Pak Sudirman MR semata, Saya dan Anda punbisa melakukannya.  Siapapun Anda…

Disiplin Waktu

Satu hal yang membuat saya tertarik dengan sosok pemimpin seperti Pak Sudirman MR adalah beliau sangat disiplin terhadap waktu. Walaupun sudah berada ditampuk pimpinan, beliau tidak pernah berubah soal disiplin waktu.Kata-kata beliau yang saya kutip dalam artikel Tabloid Otomotif edisi 17:XXI 25-31 Agustus 2011, “…Saya selalu merasa berdosa kalau datang ke kantor lewat dari jam 07.00. Padahal, untuk posisi saya kan tidak ada yang mengawasi ya…hahah..habis, sudah kebiasaan sih..” . Salut untuk Pak Dirman.

Ditengah kondisi bangsa seperti ini, sangat diperlukan sosok kepemimpinan seperti beliau. Para Birokrat yang berada di puncak kepemimpinan biasanya selalu melupakan disiplin waktu dan rasa malu. Malu kepada bawahan jika datang terlambat. Malu jika selalu pulang cepat. Di tengah disiplin di berbagai bidang kehidupan yang sudah memudar, agaknya tidak berlebihan jika kita kembali mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional yang pernah dipopulerkan pemerintah orde baru. Gerakan ini diharapkan tidak hanya cuma ceremony semata, tetapi juga gerakan yang bisa dipelopori dan diteladani oleh para pemimpin di negeri ini.

Bayangkan, betapa negara ini banyak dirugikan karena para pemimpinnya kurang menghargai waktu, berbagai macam persoalan bangsa datang dan pergi tanpa bisa diselesaikan, bagaikan energy drain, energi bangsa ini terkuras oleholeh berbagai permasalahan bangsa yang tak kunjung selesai. Undang-Undang yang memang sangat penting untuk segera dirampungkan,yang mempertaruhkan kesejahteraan rakyat sering menjadi molor, karena sekali lagi pemimpinnya kurang menghargai waktu. Alih-alih menghargai dan menggunakan waktu dengan bijak, pemimpin kita  ternyata suka  korupsi waktu. Lebih parah lagi jika korupsi uang negara alias rakyat. Pengertian korupsi yang terlalu bersifat ekonomistik, membuat korupsi waktu tidak terlihat memberikan berdampak apa-apa bagi kelangsungan hidup bernegara.

Sosok seperti Pak Dirman perlu kita teladani, kedisiplinan dan ketekunan beliau, serta mindset menghargai waktu bisa menjadi pemicu bagi para pemimpin dan seluruh birokrat (baca=PNS) di negeri ini, untuk membawa bangsa ini lebih baik. So, lets do it now....

Gede Suarnaya


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline