Lihat ke Halaman Asli

Sohibul Iman PKS Mempertontonkan Kekuasaan dan Alergi Perbedaan

Diperbarui: 19 April 2016   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fahri Hamzah yang vokal sudah dipecat dan disingkirkan. Ini adalah percontohan untuk kader PKS yang "membangkang" karena punya ide yang berbeda. Sohibul Iman, yang belum banyak di kenal kader di bawah harus menunjukkan kekuasaannya dan memperingatkan mereka yang tidak puas dengan kepengurusan baru PKS. Mereka yang tidak puas harus disepak dan disingkirkan. Persis cara Erdogan saat dia memimpin Ihwanul di Turki. Tanpa mempertontonkan "ketegasan" dan "kekuasaan," Sohibul Iman akan tampak sebagai pemimpin yang lembek, cenderung akademis, dan tidak populer di kalangan kader militan. Dan Fahri yang tidak beruntung, akhirnya menjadi kurban.

Dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin PKS sebelumnya, Sohibul memang satu-satunya yang berlatar belakang akademis mumpuni. Namun sayang, latar belakang akademis mumpuni di PKS sering jadi hambatan karena akan dicap lembek, kompromistis, dan pragmatis. Tidak seperti pemimpin PKS yang berlatar belakang ustad dari Timur Tengah, pemimpin PKS berlatar belakang akademis harus melalui masa-masa kecurigaan semacam ini. Sohibul bukan Ustad dari Timur Tengah. Keraguan akan kepemimpinannya inilah yang melatarbelakangi pemecatan Fahri. Dia mau menunjukkan bahwa pemimpin akedemisi di PKS juga bisa tegas dan keras.

Demikianlah Sohibul mau memoles image dirinya supaya tampak kuat dan bertenaga sebagai pemimpin PKS. Fahri yang selama ini tak tersentuh, akhirnya dapat disingkirkan dengan tipu muslihat internal dan kelihatan konstitusional. Sukses menyingkirkan Fahri akan membuktikan Sohibul sebagai pemimpin makbul! Bukankah memang begitu langkah-langkah yang diambil Erdogan saat ia mulai menumpuk kekuasaan?

Pertanyaannya adalah apakah Sohibul akan berhasil? Nyatanya Fahri masih melawan. Dengan gagah berani Fahri membawa ke pengadilan muslihat pendongkelan dirinya melalui aparatur partai dan peraturan-peraturan baru yang memang sengaja untuk membungkam perbedaan.

Kita masih menunggu, bagaiman Sohibul bertindak lebih jauh. Ketegasan dan visinya belum kelihatan jelas kecuali alerginya dengan perbedaan dan ambisinya untuk menumpuk kekuasaan.

Salam Kompasiana! Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline