Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Prabowo tidak seperti Putin tetapi seperti Rahwana?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Para pendukung Prabowo Subianto mengajak rakyat Indonesia untuk memilih mantan jenderal ini karena mereka menganggap Prabowo tegas, kuat, dan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang makmur, sejahtera, dan terlebih lagi disegani negara tetangga. Sering para pendukung Prabowo menyamakan dengan Putin, presiden Rusia yang dicintai rakyatnya--meski tidak disukai negara-negara barat. Persis seperti Prabowo yang ditolak visa-nya oleh Amerika karena kelamnya masa lalu Prabowo berkaitan dengan HAM. Namun demikian, saya tidak setuju dengan para pendukung Prabowo ini; Prabowo sama sekali tidak seperti Putin. Ia lebih mirip Rahwana yang beremosi labil dan menculik Shinta, bukan demi cinta, tetapi demi kekuasaan.

Putin muncul dari kekacauan pasca  bubarnya Uni Sovjet. Yeltsin membawa Rusia ke alam demokrasi dan Putin memberikan kestabilan dan kemakmuran setelahnya. Memang Putin berlatar belakang KGB namun tidak ada track record hitam dalam kariernya, apalagi menculik dan menghilangkan orang. Memang ada tuduhan Putin menyingkirkan musuh-musuh politiknya dan meracun mereka yang mengkhianatinya, tapi tuduhan itu tidak pernah bisa dibuktikan. Kalau itu bisa dibuktikan, Prabowo mungkin akan benar-benar mirip Putin dalam hal menghabisi musuh politiknya. Namun untuk saat ini, saya berpendapat, Prabowo belum mirip Putin.

Sebaliknya, Prabowo diorbitkan oleh rezim diktator, mertuanya. Karier militernya menjulang dalam sekejab karena ia juga menantu Suharto. Tanyakan pada Prabowo, apakah ia pernah melakukan tindakan indispliner berat saat dalam pendidikan militer di Magelang! Tanyakan juga pada Prabowo apakah sebagai seorang militer ia tunduk pada atasan! Prabowo memang bukan boneka dan dia punya ambisi dan pada waktu itu dia adalah menantu 'raja'! Ia bahkan bisa mengatur jenderal-jenderal yang pada waktu itu adalah atasannya.

Putin adalah seorang winner, pemenang, baik itu dalam dunia olahraga yang digelutinya, gulat, ataupun dunia politik yang membawanya ke tampuk kekuasaan. Putin punya kesabaran seperti Suharto, yang juga seorang pemenang. Prabowo, sebaliknya adalah jenderal yang kalah. Dalam pertarungan dan keahlian strategi, Wiranto adalah pemenangnya dan Prabowo sebagai runner up, adalah the first loser menurut Mourinho. Sama-sama membawa beban kelam HAM, Wiranto lebih pandai berstrategi daripada Prabowo yang grusah-grusuh, mengedepankan emosinya.

Pada akhirnya, menyamakan Prabowo dengan Putin--dengan harapan rakyat Indonesia akan memilih dan mencintai Prabowo--adalah jauh panggang dari api. Track record Prabowo belum membuktikan bahwa ia adalah pemenang. Track record-nya hanya membuktikan bahwa ia tidak segan-segan menggunakan kekerasan demi tercapai ambisi-nya. Ia lebih mengingatkan kita pada Rahwana, raksasa berwajah sepuluh penculik Sinta, daripada Ksatria Pandawa!

Salam Kompasiana! Salam Demokrasi! Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline