Melihat potret pernikahan kita, aku jadi rinduh tentang kisah kasih yang pernah ada.
Bukannya dulu kita pernah se iya dan sekata, tanpa harus melukai dan sendiri.
Engkau menyetujuinya dalam buku kecil itu, yang kini telah Lusu dan bahkan perlahan mulai koyak.
Kisah kita pun engkau nodai dengan tindakan dan perkataan yang keji dan menyayat hati.
Kini aku sadar bahwa aku belum pantas untuk mendampingi mu, dan kenangan kita biar kusimpan dalam album kenangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H